Bacaan 1: 1Kor 4:1 – 5
Injil: Luk 5:33 – 39
ADA semacam kepercayaan bahwa semakin tua usia wine, maka semakin enak. Hal ini tidak sepenuhnya benar, baik secara kualitas rasa, maupun kualitas nutrisi, tergantung selera masing-masing orang.
Proses fermentasi pada wine membuat cita rasanya makin kompleks. Tetapi bukan berarti semakin lama wine disimpan, maka semakin enak rasanya. Ada banyak faktor yang bisa mempengaruhi rasa wine.
Penyimpanan wine harus benar, suhu sekitar 18 sampai 20 derajat Celsius dalam ruangan tertutup. Wine memiliki siklus hidup sejak disimpan ke dalam botol sampai wine tersebut dianggap mati. Wine”yang disimpan terlalu lama (dengan cara salah) bisa juga kehilangan banyak rasa, aroma, dan karakternya.
Dalam bacaan injil hari ini, Tuhan Yesus berbicara tentang ritual puasa, perjamuan pengantin serta penyimpanan anggur lama dan baru. Semua ini sangat dekat dengan pola hidup orang-orang Yahudi jaman itu.
Orang Yahudi, Farisi dan murid Yohanes pembaptis menjalankan puasa Senin-Kamis sementara para pengikut Yesus tidak melakukannya.
Menurut Yesus, hal penting dalam puasa bukanlah pada ketaatan dalam menjalankan namun lebih kepada makna. Puasa menunjukkan keprihatinan, dan murid Yesus setelah kenaikan-Nya ke surga sangat rajin menjalankan puasa.
Namun saat masih bersama-Nya maka hidup dimaknai sebagai “sukacita”, yang merupakan gambaran kehidupan Kerajaan Allah dimana tidak ada kesedihan namun sukacita.
Orang-orang Farisi lebih suka penafsiran para rabi mengenai hukum Taurat daripada anggur manis yang murni dan baru dari Injil Kristus. Mereka menolak menerima pernyataan yang baru mengenai Allah dan sebaliknya mencari hanya hal-hal yang telah diubah oleh manusia (difermentasi).
“Tetapi anggur yang baru harus disimpan dalam kantong yang baru pula. Dan tidak seorangpun yang telah minum anggur tua ingin minum anggur yang baru, sebab ia akan berkata: Anggur yang tua itu baik.”
Namun bagi pengikut Yesus, anggur yang baru (Injil) itu lebih enak daripada anggur tua yang difermentasi (agama Yahudi).
Dalam pengajarannya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus menegaskan bahwa meski ia adalah pemimpin jemaat namun tidak memberinya hak untuk mengadili sebab kewenangan itu hanyalah milik Allah. Maka ia berpesan agar tidak mengadili sesama, orang benar akan diselamatkan Allah.
Pesan hari ini
Yesus datang untuk memperbaiki praktek keagamaan yang salah, aturan-aturan agama yang kaku termasuk puasa. Saya percaya bahwa aturan Gereja dibuat agar umat semakin dekat pada Tuhan, bukan untuk membebani. Tuhan Yesus datang membawa anggur baru yang tidak memabukkan, ajaran Kasih yang penuh sukacita sebagai gambaran kehidupan Kerajaan Allah.
“Distance means so little, when life means so much.” (Amit Kalantri)
Bersatu Melawan Coronavirus