Bacaan 1: 1Sam 4:1-11
Injil: Mrk 1:40-45
Benda-benda Rohani merupakan salah satu kekayaan Gereja Katolik, dipakai untuk membantu umat beriman berdoa dan mendekatkan diri dengan Tuhan. Meskipun sudah rusak, benda-benda itu tetap suci.
Benda-benda Rohani, misalnya salib, dipasang di tempat yang terbuka agar mudah dilihat. Tujuannya, dengan melihat Yesus yang tersalib umat dapat mengenang kasih Allah yang tanpa batas.
Kita sering melihat benda-benda Rohani ditaruh dan digantungkan dalam kabin mobil, seperti patung Yesus, Salib atau Rosario. Ada juga yang mengalungkan di leher, namun itu semua bukan dijadikan sarana untuk berdoa. Ada yang menggunakannya sebagai jimat.
Orang-orang menggunakan jimat sebagai sebuah keinginan melindungi diri dari bahaya.
Dalam bacaan pertama, Bangsa Israel menggunakan Tabut Perjanjian Allah yang merupakan benda suci sebagai alat untuk melindungi diri agar menang perang melawan Bangsa Filistin. Mereka tidak memfungsikannya secara tepat, yaitu sebagai alat berdoa.
Alhasil, mereka pun malah kalah perang dan Tabut Perjanjian Allah direbut oleh Bangsa Filistin. Tidak hanya itu saja, kedua anak Imam Eli yang sering berperilaku dursila (jahat dan dosa) yaitu Hofni dan Pinehas, tewas.
Orang jahat tidak bisa berada di dekat benda-benda suci.
Kisah sebaliknya justru terjadi dalam bacaan injil. Seorang kusta yang tidak disebutkan jati dirinya, apakah orang Yahudi atau bukan, dengan tingkat kepercayaan yang tinggi berani mendatangi Yesus.
Kita tahu bahwa penderita kusta pada zaman itu dianggap najis dan mayat hidup. Secara fisik masih hidup namun “dimatikan” kehidupannya oleh masyarakat karena harus diasingkan. Jelas dia tidak bisa beribadah karena dianggap kotor dan berdosa.
Seorang pendosa mendatangi Yesus adalah sebuah anomali.
Orang kusta itu tak takut diusir orang banyak, persoalan baginya adalah apakah Yesus mau menerimanya. Dengan rendah hati ia meminta-Nya:
“Kalau Engkau mau, Engkau dapat mentahirkan aku.”
“Aku mau, jadilah engkau tahir.” Tuhan Yesus menanggapinya secara positif.
Namun Tuhan Yesus tetap memintanya datang kepada imam dengan membawa persembahan sesuai aturan agama Yahudi. Sebab hanya imam Yahudi yang berhak memberikan pentahiran.
Pesan hari ini
Benda Rohani adalah sarana berdoa untuk mendekatkan pada Tuhan bukan sebagai jimat.
Tuhan Yesus selalu membuka tangan-Nya menerima pendosa datang, menyesali dan bertobat.
“Doa tidak mengubah tujuan Allah. Tapi, doa mengubah tindakan Tuhan.”