Rabu, 13 September 2023
- Kol. 3:1-11
- Mzm. 145:2-3,10-11,12-13ab
- Luk 6:20-26
ISTILAH ‘hidup adalah pilihan’ tentu sudah tidak asing didengar.
Kebanyakan orang meyakini bahwa dalam hidup terdapat beberapa pilihan yang menentukan perjalanan hidup mereka.
Namun, terkadang untuk menentukan sebuah pilihan tak segampang membalikkan telapak tangan.
Ada beberapa pertimbangan yang perlu dipikirkan masak-masak sebelum menentukan plihan final.
Setiap pilihan mendatangkan manfaat atau berkat, di samping ada juga harga yang harus kita bayar.
Kualitas hidup seseorang pada akhirnya dibentuk oleh kualitas pilihan dan keputusan yang ia buat.
Untuk itu, jangan sampai kita malah takut atau menyerah saat menghadapinya. Saat harus menggunakan resiko atas pilihan kita.
Bila kita memilih ikut Yesus, tentu ada harga yang harus dibayar. Namun ingatlah bahwa ada upah yang menanti kita.
Maka camkanlah bahwa mengikut Dia jelas jauh lebih baik daripada apapun yang ditawarkan dunia ini, berapapun harga yang harus kita bayar.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian
Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: “Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.”
Yesus dengan sabda bahagia itu hendak mengajarkan bahwa kebahagiaan itu terletak dalam diri masing-masing orang.
Manakala seseorang memiliki dan merasa penuh dengan cinta dan kedekatan dengan Allah, saat itulah kebahagiaan ada bersamanya.
Manakala seseorang merasa bahwa Allah sungguh hadir dan merajai seluruh hidupnya, saat itulah kebahagiaan ada bersamanya.
Kekurangan tidak identik dengan penderitaan manakala diri seseorang dipenuhi oleh kasih Allah.
Situasi sulit, dibenci, dan dikucilkan tidak identik dengan keadaan yang tidak bahagia manakala seseorang masih memiliki kasih Allah yang lebih besar dibandingkan semua persoalan itu.
Karena itu, benarlah yang dikatakan Yesus berikut ini, “Carilah Kerajaan-Nya, maka semuanya itu akan ditambahkan juga kepadamu.”
Memilih Yesus dengan segala resiko akan menghantar kita pada kebahagiaan Sehat.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku siap menanggung segala resiko dalam mengikuti Yesus?