Home BERITA Berbagi Bahagia bersama Yang Berkekurangan: Tuhan Ada di Sana

Berbagi Bahagia bersama Yang Berkekurangan: Tuhan Ada di Sana

0
Ilustrasi: Berbuat kebajikan by Nicholas Unair

PADA hari Sabtu tanggal 17 November 2018 tepatnya pukul 09.00 WIB, kelompok kami melakukan kegiatan penyaluran kasih kepada sesama di sekitar Gereja Santa Maria tak Bercela di Surabaya melalui kegiatan bakti sosial. Pada penyaluran kasih Tuhan kepada sesama ini, kami melakukan pemberian sembako berisikan minyak, gula, beras,  kepada sejumlah tukang becak di sekitar gereja.

Kami melakukan kegiatan bakti sosial ini, karena kami ingin lebih mendekatkan diri pada sesama yang membutuhkan bantuan. Selain itu, kami belajar bahwa dengan memberi ,kami juga menerima, menyaksikan muka bahagia serta rasa syukur mereka saat menerima sembako.

Itu sangat membangun mood, serta semangat  kami.

 

Dari ayat-ayat Alkitab kita menyadari bahwa kegiatan bakti sosial ini memiliki arti,  apabila memberi, kami tidak akan mengalami kekurangan. Tapi sebaliknya,  kami akan mendapat berkah yang lebih dari apa yang kita beri.  Dalam konteks kegiatan baksos ini, berkah itu adalah rasa bahagia.

Seperti yang dapat kita rasakan sekarang ini, kebahagiaan sangat mahal harganya. Banyak orang yang mengatakan,  apabila kaya raya, kita pasti bahagia. Namun,  kenyataannya tidak demikian.

Apabila kekayaan dapat membuat kita bahagia, maka tidak adil kepada orang yang kekurangan,  karena mereka tidak dapat memperoleh kekayaan. Buktinya saja, Adolf Merckle, orang terkaya di Jerman, malah bunuh diri karena depresi.

Ada orang lain juga berkata bahwa apabila kita terkenal maka kita akan bahagia. Namun kenyataannya Michael Jackson, penyanyi terkenal dan dinobatkan sebagai raja lagu pop,  meninggal lantaran mengalami  depresi dan kecapekan yang membuatnya minum obat tidur hingga overdosis.

Adapun orang yang beranggapan bahwa orang dengan berpenampilan menarik adalah kunci dari kebahagiaan. Namun faktanya, Marilyn Monroe, artis cantik terkenal di Amerika, juga  meninggal karena depresi dan overdosis depresan.

Jadi dapat disimpulkan bahwa kebahagiaan tidak dapat diperoleh melalui kekayaan, ketenaran, penampilan menarik. Kebahagiaan hanya dapat diperoleh, apabila kita dapat bersyukur akan apa yang terjadi dalam diri kita, mensyukuri dan menerima segala yang telah dikaruniakan oleh Tuhan kepada kita.

Dengan membagi kebahagiaan dengan sesama yang membutuhkan, kita akan memperoleh kebahagiaan. Dengan membagi apa yang kita miliki kepada yang membutuhkan,  kita akan mendapatkan kebahagiaan.

Dengan berbagi dengan orang lain, kita telah memuliakan Tuhan. Dengan memberi bantuan kepada orang yang membutuhkan, maka kita akan mendapatkan upahnya.

PS: Kontributor artikel ini adalah Bayu Andre, Antonio Armando, Steven Jonathan, dan Nicholas.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version