
Minggu, 7 April.2024
- Kis. 4:32-35
- Mzm 118:2-4,16ab-18,22-24
- 1Yoh. 5:1-6
- Yoh. 20:19-31
HIDUP akan lebih mudah dan menyenangkan bila seluruh orang yang kita temui dan sukai bisa dipercaya.
Sayangnya, kehidupan tidak sesederhana itu. Karena pada kenyataannya banyak orang dikecewakan oleh orang-orang terdekatnya sendiri.
Kepercayaan tidak datang begitu saja, melainkan sesuatu yang diupayakan dan dibangun terus-menerus. Kepercayaan harus tetap dijaga karena begitu hal itu hancur, sulit bagi kita untuk membangun atau mendapat kepercayaan lagi.
“Tidak sedikit orang yang tampak menarik, berkarisma, dan good-looking, tapi kelakuannya nol besar,” kata seorang ibu.
“Tidak ada jaminan bahwa orang yang berpakaian rapi dan menarik adalah orang baik-baik. Kita punya kendala dan keterbatasan hingga tidak bisa membaca pikiran dan niat hati orang sesungguhnya.
Sebelum kita benar-benar mengenal seseorang dengan benar, jangan mudah memercayakan sesuatu yang berharga padanya. Karena saya pernah ditipu oleh orang yang berpura-pura baik.
Orang yang menipuku terlihat sangat baik, penuh perhatian, dermawan. Namun ternyata dia serigala berbulu domba.
Orang yang menipuku iti, terlihat baik, namun ternyata tidak benar-benar baik dan tidak tulus berelasi dengannku. Ternyata dia mengincar sesuatu dariku demi menguntungkan dirinya sendiri,” ujarnya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian, Kata Yesus kepadanya: “Karena engkau telah melihat Aku, maka engkau percaya. Berbahagialah mereka yang tidak melihat.”
Jangan terkecoh dengan penampilan. Tetapi lihatlah dengan mata hati kita untuk mengenali kebangkitan Tuhan. Tuhan yang bangkit tidak tinggal diam melainkan berusaha meyakinkan kita bahwa bangkit dari antara orang mati bukan tidak mungkin.
Dalam situasi penderitaan atau pengalaman buruk yang kita hadapi, janganlah kepanikan menguasai kita. Ketika kita panik, kita akan menutup hati kita. Jika kita menutup hati kita, kita tidak akan mampu mendengar sapaan Tuhan yang telah bangkit.
Akibatnya, kita hanya akan berpusat pada kepentingan diri sendiri dan tidak mampu memperhatikan sesama yang bisa saja memerlukan karya kita, terutama karya pertolongan kita bagi mereka.
Allah telah membangkitkan Yesus dari kematian. Inilah yang Ia katakan akan terjadi. Ini jugalah yang dikatakan oleh para murid benar-benar terjadi.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah menerima dengan iman bahwa Yesus telah bangkit?