Sabtu, 12 November 2016
Pekan Biasa XXXII
PW S. Yosafat, Uskup dan Martir
3Yoh 1:5-8; Mzm 112:1-6; Luk 18:1-8
Yesus menceriterakan suatu perumpamaan kepada murid-murid-Nya untuk menegaskan, bahwa mereka harus selalu berdoa dengan tidak jemu-jemunya. … Bukankah Allah akan membenarkan para pilihan-Nya, yang siang malam berseru kepada-Nya? … Akan tetapi jika Anak Manusia datang, adakah Ia menemukan iman di bumi ini?”
Dalam Injil hari ini Yesus Kristus mengajarkan kepada kita untuk berdoa senantiasa tanpa henti. Ia menyampaikan kepada kita perumpamaan tentang perlunya kita berdoa dengan tiada jemu-jemunya. Ia sangat benar sebab kita menyadari bahwa kita dapat dengan mudah lelah berdoa khususnya ketika doa kita tak ada hasilnya.
Sesungguhnya, doa adalah anugerah. Anugerah itu dari Roh Kudus. Namun doa juga menuntut partisipasi kita karena doa adalah tindakan cinta, pemberian diri kita. Doa merupakan pemberian diri kita dan penyerahan diri lebih pada Allah. Doa berbuah bila kita tekun dan membiarkan Allah bertindak.
Dalam Adorasi Ekaristi Abadi sementara kita bersembah sujud di hadirat Yesus Kristus kita belajar berdoa dengan tiada jemu-jemunya. Kita berdoa sebagai anak-anak yang dikasihi sebab bagi kitalah Ia wafat dan menganugerahkan segala sesuatu. Jika kita seperti itu dan lebih lagi bagi Dia, mengapa kita masih ragu untuk berdoa dan beradorasi?
Tuhan Yesus Kristus, bantulah kami untuk berdoa dengan tiada jemu-jemunya. Bantulah kami mengandalkan Dikau dalam hidup kami sehari-hari. Bantulah kami tekun berdoa dan adorasi. Ajarilah kami mengerti doa dan melakukannya dengan baik demi cinta pada-Mu dan sesama kini dan selamanya. Amin.