Suatu hari seorang bapak agak kesal terhadap Tuhan. Pasalnya, ia sudah berdoa berkali-kali, tetapi tampaknya Tuhan belum mengabulkan doa-doanya. Padahal kebutuhannya sudah sangat mendesak. Ia masih butuh uang untuk biaya pernikahan anaknya. Cukup banyak. Tetapi beberapa hari menjelang pernikahan biaya itu baru ia keluarkan, Tuhan mengabulkan doanya. Ia merasa lega, tetapi ia juga agak kesal. Mengapa Tuhan tidak segera mengabulkan permohonannya?
Ia berkata, “Itulah yang kadang-kadang membuat saya kesal terhadap Tuhan. Kita sudah sangat berharap, agar Tuhan mengabulkan doa-doa kita, tetapi baru di saat-saat terakhir doa-doa itu dikabulkan. Tuhan ini bagaimana? Apakah kita harus selalu bersabar?”
Ia mengibaratkan penantian atas pengabulan doa-doanya itu dengan saat ia sedang haus. Ia sangat merindukan seteguk air. Begitu ia meminum air itu, ia merasa lega. Hilanglah semua kerinduannya untuk meneguk air.
Ia berkata, “Begitu pula doa-doa permohonan kita. Rupanya Tuhan mengabulkan doa-doa kita tepat pada waktunya. Kita harus bersabar menanti pengabulan doa-doa kita itu.”
Bapak itu mengaku, ia sangat penasaran atas tindakan Tuhan itu. Namun ia juga merasa puas atas pengabulan doa-doanya. Ia berharap, ia terus-menerus memupuk rasa cintanya kepada Tuhan. Menurutnya, berdoa kepada Tuhan itu menunjukkan rasa sayang manusia kepada Tuhan yang telah menciptakan dirinya.
Sahabat, kita manusia sering kurang sabar dalam hidup ini. Kita mau agar apa yang kita inginkan segera terlaksana. Demikian pula dalam hal berdoa. Kita merasa bahwa kita sudah berdoa dengan sangat khusyuk dan penuh iman kepada Tuhan. Karenanya, Tuhan mesti segera mengabulkan permohonan kita. Kalau Tuhan tidak segera mengabulkan doa-doa kita, kita menjadi kesal. Kita sewot.
Kisah tadi memberi inspirasi kepada kita untuk tetap menaruh harapan pada Tuhan. Orang yang berharap itu orang yang sungguh-sungguh menyerahkan hidupnya kepada Tuhan. Orang yang membuka hatinya untuk hadirnya Tuhan dalam dirinya. Orang seperti ini biasanya tetap berdoa meski tidak tahu kapan Tuhan mengabulkan doa-doanya.
Selain itu, orang juga mesti tetap tekun berdoa kepada Tuhan. Orang yang tekun itu mengungkapkan kesetiaan dan imannya kepada Tuhan. Hanya dalam ketekunan itu orang mampu menumbuhkan imannya kepada Tuhan. Soalnya, kita sering kurang tekun. Kita gampang menyerah pada situasi hidup kita, karena kita sering memaksakan kehendak diri kita kepada Tuhan. Karena itu, kita mesti terus-menerus belajar untuk tekun dalam berdoa. Tuhan memberkati. **