Sabtu, 27 November 2021
Dan. 7:15-27.
Mzm. Dan.3:82-87.
Luk. 21:34-36
AKHIR zaman akan dan pasti datang. Hanya saja untuk setiap orang, waktu dan kapan akan mengahampirinya tidak sama dan tidak serentak.
Tidak ada cara lain untuk menghadapi kedatangan akhir zaman, kecuali mengabdikan diri dan mengarahkan pikiran serta usaha kita untuk mengasihi Allah semata.
“Waktu begitu cepat berlalu,” kata seorang bapak.
“Tanpa terasa sudah satu tahun isteriku menghadap Tuhan,” lanjutnya di sela-sela obrolan setelah misa peringatan satu tahun meninggalnya isteri bapak itu.
“Dia perempuan hebat, bahkan setelah tidak ada pun pengaruhnya masih saya dan anak-anak rasakan,” lanjutnya.
“Dia menjadi jantung di dalam keluarga kecil kami, dari pagi sampai malam dia menjadi pusat kehidupan keluarga kami,” lanjutnya.
“Namun apa daya, penyakit ganas telah merenggut dia dari tengah-tengah kami. Dia berjuang selama tiga bulan melawan kanker di tubuhnya. Dan kehendak Allah terjadi pada-Nya,” katanya.
“Penyakit memang mengalahkan perjuangan isteriku, namun cintanya selalu menang di hati kami,” ujarnya.
“Kepergiaannya menyadarkan kami semua, betapa rapuhnya tubuh ini, dan bagaimana jiwa selalu dipertaruhkan dalam badan yang rentan terhadap kematian,” lanjutnya.
“Ketika penyakit ganas menyergap tubuh kita. smsemua harta benda dan kekayaan, popularitas dan jabatan sekaan tidak ada harganya dan tidak ada gunanya,” katanya lagi.
“Segalanya hanya bermanfaat ketika kita hidup di dunia dan tidak bisa mengantar kita menghadap Tahta Anak Domba. Semuanya akan berakhir dan musnah dunia ini,” lanjutnya lagi.
“Saat isteriku sakit dan kemudian meninggal itulah. kami diingatkan tentang apa yang semestinya kami lakukan untuk hidup setelah kematian ini,” katanya.
Dalam bacaan Injil kita dengar demikian.
“Jagalah dirimu, supaya hatimu jangan sarat oleh pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi dan supaya hari Tuhan jangan dengan tiba-tiba jatuh ke atas dirimu.
Berjaga-jagalah senantiasa sambil berdoa, supaya kamu beroleh kekuatan untuk luput dari semua yang akan terjadi itu, dan supaya kamu tahan berdiri di hadapan Anak Manusia.”
Orang yang tidak punya tekad dan komitmen untuk mengasihi Tuhan selama ia hidup, ia akan terseret dengan pesta pora dan kemabukan serta kepentingan-kepentingan duniawi.
Untuk itu selama kita masih diberi kesempatan, sebaiknya kita gunakan sebaik mungkin untuk mengasihi Dia melalui sesama.
Supaya ketika tiba waktunya Allah berkenan menyambut kita dengan sukacita.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku rela meninggalkan kesenangan demi kehidupan yang lebih baik bersama Tuhan?