Home BERITA Berkat dan Perjanjian yang Baru

Berkat dan Perjanjian yang Baru

0
Ilustrasi - Kisah Penciptaan (Answer of the Genesis)

SETELAH air bah surut, Tuhan mengulurkan tangan-Nya, memberkati Nuh beserta anak-anaknya (Kejadian 9: 1). Mencermati bacaan hari ini (Kejadian 9: 1-13), ingatan orang dibawa kepada berkat yang Tuhan berikan kepada manusia pertama (Kejadian 1: 28).

“Beranak cucu dan bertambahbanyaklah, serta penuhilah bumi.” (Kejadian 9: 1. 7). Tuhan juga menyerahkan seluruh ciptaan-Nya kepada manusia. “Ke dalam tanganmulah semuanya itu diserahkan (Kejadian 9: 2).

Berkat adalah pemberian Tuhan yang membawa kebahagiaan dalam kehidupan umat manusia. Pemberian itu tidak pernah bisa dilepaskan dari pemberinya (Tuhan). Menerima berkat Tuhan berarti menerima Tuhan sendiri. Karena itu, berkat Tuhan itu sangat membahagiakan.

Bersama dengan berkat itu, Tuhan memberikan kepada manusia kekuasaan atas segala yang diciptakan. Manusia mesti berdiri di atas semua ciptaan; bukan bergantung padanya atau diperbudak olehnya. Bukankah kini banyak orang yang diperbudak oleh barang-barang duniawi?

Di samping itu, Tuhan membuat perjanjian dengan Nuh dan keturunannya serta segala makhluk (Kejadian 9: 8). “Kuadakan perjanjian-Ku dengan kalian, bahwa sejak kini segala yang hidup takkan dilenyapkan oleh air bah lagi dan takkan ada lagi air bah untuk memusnahkan bumi.” (Kejadian 9: 11).

Baik berkat maupun perjanjian itu dibuat oleh Tuhan dengan Nuh dan anak-anaknya; bahkan dengan semua ciptaan-Nya. Ini menegaskan bahwa berkat itu bersifat sosial.

Berkat yang orang terima tidak dimaksudkan hanya untuk diri sendiri, tetapi untuk dibagikan kepada yang lain. Menerima berkat berarti menjadi saluran berkat. Semakin banyak berkat yang diterima seseorang, semakin besar pula peranannnya dalam berbagi berkat.

Berkat dan perjanjian itu disempurnakan dalam Perjanjian Baru yang terjadi di kayu salib. Perjanjian ini menghasilkan keselamatan abadi bagi seluruh umat manusia.

Itulah rencana dan kehendak-Nya yang terjadi lewat Yesus Kristus yang harus menderita sengsara, wafat dan bangkit (Markus 8: 31-33).

Kamis, 16 Februari 2023

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version