Bacaan 1: Yer 2:1-3. 7-8. 12-13
Injil: Mat 13:10 – 17
DALAM perang, biasanya komunikasi dilakukan tidak dengan bahasa normal apalagi jika mengirim pesan lewat kurir maka satu-satunya bahasa aman yang digunakan adalah sandi. Bahasa sandi hanya dimengerti oleh si pengirim maupun penerima pesan saja.
Saat pramuka, saya juga diajari bahasa sandi seperti morse, sandi rumput maupun semaphore.
Tuhan Yesus sangat gemar mengajar dalam perumpamaan yang biasanya disesuaikan dengan konteksnya seperti, roti kehidupan, benih gandum, ilalang, air kehidupan dan sebagainya. Tidak banyak yang mampu memahami bahasa perumpamaan Tuhan Yesus, lantas apa maksud-Nya?
Setelah Dia mengajar tentang sang penabur benih maka ketika sudah menyendiri, para murid bertanya kepada-Nya, “Mengapa Engkau mengajar mereka dalam perumpamaan?”.
Para murid ternyata juga tidak memahami-Nya namun Tuhan Yesus tetap setia menuntun para murid karena mereka mau “mendengarkan sabda-Nya” (mendengar dan memberi respon lanjutan).
Semua orang diberi karunia telinga dan akal budi untuk “mendengarkan dan berpikir” namun tidak digunakan sesuai fungsinya.
Terhadap sabda Tuhan Yesus, banyak orang menggunakan telinga hanya untuk “mendengar” (dengar/tahu tapi tanpa respon lanjutan) saja.
Dengan iman dan akal budi, saya dan kamu diberi karunia untuk mengetahui Kerajaan Allah meski Tuhan memberitakannya dalam sandi-sandi perumpamaan. Mari manfaatkan karunia itu agar tidak diambil lagi oleh Tuhan sehingga membuat saya dan kamu terpisah dari-Nya.
Bangsa Israel adalah bangsa terpilih yang akan menjadi terang bagi bangsa-bangsa namun banyak umat-Nya yang menutup diri terhadap kehadiran-Nya sehingga kasih karunia Allah diberikan kepada bangsa lain.
Sama seperti sabda Tuhan Yesus, “Karena siapa yang mempunyai, kepadanya akan diberi, sehingga ia berkelimpahan; tetapi siapa yang tidak mempunyai, apa pun juga yang ada padanya akan diambil dari padanya”.
Malah pada jaman Perjanjian Lama banyak kita baca kisah, bagaimana bangsa itu berselingkuh kepada Baal, seperti curhat Allah kepada Yeremia dalam bacaan pertama.
Allah begitu kecewa atas balasan selingkuhnya itu, “Sebab umat-Ku berbuat kejahatan ganda: mereka meninggalkan Daku, sumber air yang hidup dan menggali kolam bagi mereka sendiri, yakni kolam yang bocor, yang tidak dapat menahan air”.
Pesan hari ini
Dengan karunia telinga dan akal budi, saya akan terus mencari tahu Kerajaan Allah agar ditemukan oleh Tuhan. Tuhan, saya dan kamu berkomunikasi dengan bahasa perumpamaan dan hanya kita yang paham perumpamaan-Nya (sandi-Nya).
Mengenakan masker tidak membuat wajahmu menjadi jelek, namun justru akan menyelamatkan hidupmu dan orang lain
Bersatu Melawan Coronavirus