YANG menabur angin akan menuai badai. Ungkapan itu sering dikaitkan dengan semua tindakan jahat. Artinya, mereka yang menebar kejahatan akan menuai buah kejahatan berlipat-lipat.
Ungkapan itu bisa diterapkan pula pada hal-hal yang baik dan positif. Santo Paulus berkata, “Orang yang menabur sedikit, akan menuai sedikit pula. Sebaliknya, orang yang menabur banyak akan menuai banyak pula.” (2 Korintus 9:6).
Bertumpu pada ungkapan itu, Santo Paulus mengajak jemaat di Korintus untuk banyak berbuat baik, seperti memberi dengan rela hati (2 Korintus 9:7). Tidak perlu takut berkekurangan, karena Allah akan membuat orang yang murah hati berkecukupan dan berkelebihan (2 Korintus 9:8).
Santo Laurensius, diakon dan martir, telah memberikan nyawanya demi imannya kepada Tuhan dan kasihnya kepada Gereja. Dia berkata, “Jiwaku melekat pada-Mu, ya Tuhan, dan tubuhku dipanggang demi nama-Mu.”
Dia telah mengikuti jejak raja para martir, yakni Yesus Kristus yang telah wafat untuk keselamatan umat manusia. Sebelum wafat-Nya, Yesus bersabda, “Jikalau biji gandum tidak jatuh ke dalam tanah dan mati, ia tetap satu biji saja; tetapi jika mati, ia akan menghasilkan banyak buah.” (Yohanes 12:24).
Orang tidak perlu takut kehilangan nyawanya di dunia ini karena iman dan kasihnya akan Tuhan Yesus. Mengapa? Karena kematiannya tidaklah sia-sia, tetapi menghasilkan buah berlipat ganda.
Hal itu nyata dalam kematian Santo Laurensius yang justru membuat jumlah umat Kristen berlipatganda. Hingga kini, Gereja bertambah dan bertumbuh subur ketika banyak umat rela memberikan dirinya bagi Tuhan.
Itu semua bukan semata-mata dan pertama-tama upaya manusia, melainkan karya Tuhan. “Dia yang menyediakan benih bagi penabur dan roti untuk dimakan, Dia jugalah yang akan menyediakan benih bagi kamu; Dialah yang akan melipatgandakannya dan menumbuhkan buah-buah kebenaranmu” (2 Korintus 9:10).
Kamis, 10 Agustus 2023
Pesta Santo Laurensius, diakon dan martir
