Kirab yang menempuh Jalan Raya Pantura ini berawal dari Surabaya menuju ke arah Barat. Dalam perjalanan menuju arah Barat itulah, pasukan kirab lalu menyinggahi sejumlah kabupaten dan kota yang mereka lewati untuk kemudian sampai di tujuan terakhir yakni di Jakarta Pusat untuk bertemu dengan Presiden. Selasa malam itu, rombongan kirab NU ini sampai di Tegal dan menginap di Tegal untuk selanjutnya melanjutkan perjalanan ke Brebes. Kirab Resolusi Jihad ini mengusung tema Dari NU untuk Indonesia.
Sambutan hangat
Berturut-turut sambutan disampaikan oleh Walikota Tegal, Ketua Pengurus Cabang NU Kota Tegal, Ketua Koordinator Pelaksana Kirab Jateng, Ketua Koordinator Kirab Nasional. Kesan saya, inilah gerakan nasionalis dan kebangsaan Indonesia yang berbasis NU.
Semangat inklusif terasa kental dalam acara ini: menegaskan di NKRI ini memang ada perbedaan suku, ras, agama, dan macam-macam dan itu merupakan harga mati yang tidak usah dipertanyakan tapi disyukuri. Kalau ada mau mendirikan Negara Islam Indonesia maka mereka yang akan digaris depan menentang.
Arti dan makna Jihad yang benar juga dikumandangkan. Yakni, dulu nampak nyata dalam gerakan 10 November di Surabaya melawan dan mengusir penjajah. Sekarang, gerakan jihad sesungguhnya adalah gerakan melawan kemiskinan, kebodohan, diskriminasi dan bentuk-bentuk ketidak-adilan lainnya. Teriakan “merdeka” berkumandang di sana-sini.
Saat Walikota menjamu makan malam para peserta kirab, ada sedikit perbincangan sekilas saya dengan Bapak Walikota, Wakil Walikota, Ketua DPRD Kota Tegal, Kapolresta Tegal, Ketua PC NU Kota Tegal dan peserta kirab. Saya sempat bercakap-cakap dengan dokter pengawal kirab asal Jakarta yang mengaku pernah 2,5 tahun kuliah di STF Driyarkara.