HARI Kamis, 27 Oktober 2016 dan bertempat di Aula Mandala Graha, Kudus digelar talkshow dengan tema ‘Melahirkan Spirit ’28’. Hadir sebagai narasumber yaitu Romo Franz Magnis-Suseno SJ, aktivis OMK Cyprianus Lilik Krismantoro, dan JC Tukiman Taruno Sayoga.
Acara dibuka dengan pembacaan surat terbuka untuk presiden oleh siswi SD Cahaya Nur Kudus dan pembacaan puisi oleh siswi SMP Keluarga Kudus. Surat dan puisi tersebut berisi keprihatinan terhadap bangsa Indonesia dan berisi harapan agar segala tindakan intoleransi dapat diberantas.
Toleransi menjadi kunci penting dalam mejawab keprihatinan bangsa ini.
‘Spirit ’28’ pada hakikatnya sudah ada dalam setiap diri manusia Indonesia. Hanya saja spirit ini mulai perlahan digerogoti dari berbagai sudut.
Lilik yang seorang aktivis OMK mengatakan bahwa 1928 memiliki tiga arti penting. Yang pertama adalah awal proses menjadi manusia Indonesia; kedua adalah warisan agung bagi bangsa ini dan ketiga adalah semangat solidaritas kemanusiaan kepada siapa saja. “Ketika kita merasa keindonesiaan dalam diri kita kering, kibarkanlah keindonesiaan itu dalam diri kita. Jangan menunggu orang lain, karena inilah saatnya kita untuk berkontribusi,” pesan Lilik kepada para peserta.
Menyambung pernyataan Lilik, JC Tukiman Taruno mengungkapkan bahwa yang dibutuhkan orang muda saat ini adalah etos.
Etos kerja, etos disiplin dan masih banyak lagi. Setiap orang harus memberikan ruang dalam hatinya untuk Indonesia. “1 nusa, 1 bangsa dan 1 bahasa menunjukkan Indonesia sebagai ruang wilayah yang memiliki otoritas, sebagai entitas dan sebagai identitas. Supaya hidup kita menjadi penuh persatuan dan persaudaraan, hilangkan stres. Ubah pikiran negatif jadi positif,” ungkap akademisi ini.
Sebagai penutup Romo Magnis berpesan supaya kita tidak berputus asa dengan apa yang kita hadapi. Percayalah pada diri sendiri. Kita jangan mau melayani segala macam hasutan di sekitar kita. Tolak narkoba, tolak sektarianisme dan tolak korupsi! Talkshow ditutup dengan pembacaan teks Sumpah Pemuda dan penandatanganan spanduk putih sebagai simbol melahirkan ‘Spirit ’28’.