Bertekun di Jalan Tuhan

0
Ilustrasi - Etos kerja keras dan tahan banting selalu menjadi ciri khas hidup para petani kecil, meski nasibnya tak pernah bisa hidup lebih makmur. (Ist)

Kamis, 8 Februari 2024

  • 1Raj. 11:4-13;
  • Mzm. 106:3-4,35-36,37,40;
  • Mrk. 7:24-30.

DALAM mencapai sesuatu yang diinginkan tidak melulu soal kecakapan dan kerja keras, melainkan juga ketekunan.

Keduanya berjalan beriringan, maka segala impian kita akan jadi nyata dengan cara-cara paling sederhana. Itulah mengapa, kita jangan hanya meningkatkan etos diri pada bagian kemampuan saja.

Jadi pribadi yang tekun juga sangat penting dalam proses menggapai impian kita. Mungkin awalnya akan sedikit susah dan menguras berbagai emosi, tetapi hasil mengesankan akan menunggu kita setelah semua kesabaran dan ketekunan.

“Saya hanya bisa angkat topi atas perjuangan seorang teman,” kata seorang ibu. “Dia teman sepermainanku sekaligus tetanggaku,” sambungnya.

“Dia sudah ditinggal ibunya sejak usia dini, dan tinggal bersama neneknya, sedangkan ayahnya bekerja sebagai sopir serabutan,” urainya.

“Satu hal yang saya lihat dalam diri sahabatku itu, adalah tekun, ulet dalam belajar,” lanjutnya.

“Meski harus berbagi waktu antara belajar dan membantu neneknya, namun dia sangat rajin dan tidak pernah lelah berusaha,” lanjutnya. “Sejak kelas tiga SD, dia selalu ke sekolah membawa jajanan buatan neneknya yang kemudian dititipkan di kantin sekolah,” kisahnya.

“Setelah lulus SD, dia pindah kota masuk ke sebuah asrama, dan kemudian saya tidak pernah dengar kabarnya,” sambungnya.

“Baru kemudian saya terkejut ketika dia ke kampung ini sudah menjadi seorang dokter, sungguh perjuangan yang luar biasa,” tegasnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,”Maka kata Yesus kepada perempuan itu: “Karena kata-katamu itu, pergilah sekarang sebab setan itu sudah keluar dari anakmu.”

Perempuan itu pulang ke rumahnya, lalu didapatinya anak itu berbaring di tempat tidur, sedang setan itu sudah keluar.”

Orang yang beriman dengan sungguh akan melihat masa depan dengan penuh pengharapan. Ia tak lekas putus asa ketika segalanya terjadi tidak sesuai dengan keinginannya. Sebab, ia percaya pada kehendak dan rencana Tuhan yang sanggup mengubah segalanya.

Kita mungkin beriman pada Tuhan, tetapi tidak selalu bersungguh-sungguh. Kita gampang menjadi ragu dan menyerah ketika menghadapi persoalan hidup.

Percayalah, kita beriman pada Tuhan yang sanggup membetulkan yang rusak, mengembalikan yang hilang, dan mengampuni yang salah.

Kita beriman pada Tuhan yang mampu melakukan hal-hal ajaib dalam hidup, yang sering kali luput kita amati dan syukuri. Sebab, kita sering kali kurang percaya.

Kita percaya pada Tuhan yang sanggup membuka jalan kehidupan yang baik dan penuh kebahagiaan.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku sungguh percaya pada Tuhan yang mampu mengubah jalan hidupku?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version