Home BERITA Bertobat Membawa Berkat

Bertobat Membawa Berkat

0
Ilustrasi -- Yesus memanggil Matius by Thyssen-Bornemisza Collections

Puncta 21 September 2024
Pesta St. Matius, Rasul dan Penulis Injil.
Matius 9:9-15

DUNIA perpajakan dan bea cukai memang tempat yang basah. Kalau tidak hati-hati, orang bisa tergiur melakukan pungli, suap, pencucian uang, pemerasan dan tindakan kriminal untuk memperkaya dirinya sendiri.

Kita masih ingat beberapa tahun lalu, ada petugas pajak yang gajinya per bulan hanya 12,1 juta rupiah tetapi bisa memiliki uang simpanan di rekeningnya sejumlah 25 milyar rupiah.

Ada pula seorang Kepala Bagian Umum Kantor Pajak yang memiliki harta senilai 56 milyar rupiah -diduga dari hasil gratifikasi-, baru terungkap setelah kasus penganiyaan yang dilakukan oleh puteranya.

Hari ini kita merayakan pesta St. Matius. Ia pada awalnya dikenal sebagai pemungut cukai. Petugas ini dibenci oleh masyarakat Yahudi dan digolongkan sebagai pendosa, sama seperti para pembunuh, perampok, pelacur dan lainnya.

Ada tiga alasan mengapa mereka dibenci oleh masyarakat. Pertama, ditariknya pajak membebani rakyat. Kedua, pemungut cukai dianggap musuh rakyat karena berpihak pada penjajah Romawi. Ketiga, cara yang dilakukan oleh pemungut pajak tidak adil dan kejam. Itulah yang dibenci oleh rakyat.

Demikianlah perlakuan rakyat kepada Lewi Matius si pemungut cukai. Ia digolngkan sebagai pendosa dan disingkiri oleh masyarakat. Maka ketika Yesus makan bersama di rumah Matius, orang banyak memprotes dan menyalahkan Yesus. “Mengapa gurumu makan bersama-sama dengan pemungut cukai dan orang berdosa?”

Yesus memberi jawaban tegas, “Bukan orang sehat yang memerlukan tabib, tetapi orang sakit. Jadi pergilah dan pelajarilah arti firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa.”

Yesus datang bukan untuk menghukum, tetapi untuk menyelamatkan, mencari yang hilang dan menyembuhkan. Kita mungkin sering bersikap seperti kaum Farisi; merasa paling benar dan senang menghakimi orang.

Yesus tidak ingin menghakimi tetapi Ia ingin mengasihi. Dia mendekati dan memanggil yang lemah, disingkirkan dan dibenci masyarakat.

Perjumpaan dengan Yesus mengubah hidupnya. Matius tumbuh dalam kasih Yesus. Ia bertobat dan memberitakan Injil. Kita bisa mengenal Tuhan karena tulisan dan karya pewartaannya.

Pagi-pagi orang kumpul di lapangan,
Ikut jalan sehat dapat hadiah undian.
Bukalah hatimu pada sapaan Tuhan,
Pasti engkau akan alami kebahagiaan.

Wonogiri, marilah kita bertobat
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version