“Maka orang-orang Yahudi mengelilingi Dia dan berkata kepada-Nya, ‘Berapa lama lagi Engkau membiarkan kami hidup dalam kebimbangan? Jikalau Engkau Mesias, katakanlah terus terang kepada kami.’” (Yoh 10,24)
MAWAR bimbang untuk memilih “lanjut atau putus”, karena pacarnya tidak memberi kepastian ke jenjang pernikahan; padahal usia makin bertambah dan masa pacaran sudah lebih tiga tahun. Nyai Kembang juga bimbang “mau lanjut atau bubar” hidup bersama pasangannya yang tidak bertanggung jawab terhadap istri dan anak. Seorang karyawan bimbang “mau bertahan atau keluar” dari tempat kerja; bertahan dengan banyak kerjaan dan gaji kecil atau keluar jadi pengangguran. Seorang katekumen bimbang untuk memutuskan: ikut dibaptis, tetapi diusir dari rumah; atau tidak dibaptis dan tetap diakui sebagi anak. Seorang imam bimbang akan panggilan hidupnya: antara terus menjadi imam demi kebahagiaan orang tua atau ambil jalan lain demi kebahagiaan dirinya sendiri.
Kebimbangan selalu terjadi dalam diri banyak orang, entah dalam waktu singkat atau dalam waktu lama. Orang bimbang ketika mereka harus memilih atau memutuskan sesuatu berkaitan dengan panggilan hidup, jodoh, pekerjaan, relasi dengan keluarga atau saudara, atau hal lainnya. Orang bimbang karena tidak mendapatkan informasi yang pasti, tidak mempunyai keyakinan atau kepercayaan diri yang kuat, takut menghadapi konsekuensi atau akibat yang muncul di kemudian hari. Kebimbangan bisa membuat orang mandeg dalam suasana galau, gelisah dan tidak tenang; hidup terasa monoton dan menjemukan; tidak ada kreativitas yang menyegarkan.
Dalam hal atau peristiwa apa, saya mengalami kebimbangan?
Teman-teman selamat malam dan selamat beristirahat. Berkah Dalem.
Kredit foto: Ilustrasi (Ist)