Bobot Diri

0

“Tekel artinya tuanku telah ditimbang dengan neraca dan didapati terlalu ringan.” (Dan 5, 27)

DI ruang refter keuskupan terdapat timbangan. Saya pernah mempergunakannya. Ketika saya menginjak timbangan tersebut, jarum timbangan bergerak dan berhenti pada angka 87. Romo lain berkomentar bahwa berat badan saya sudah overload sekalipun belum melebihi angka 100. Berat badan harus dikurangi agar perut tidak nampak semakin buncit.

Banyak orang sering menimbang berat badannya dan mendapati dirinya terlalu ringan atau terlalu berat atau masih ideal. Alat timbangan memudahkan seseorang untuk mengukur berat dirinya. Orang-orang yang berbadan besar, gemuk dan tambun sering disebut sebagai orang yang berbobot.

Raja Belsyazar pun ditimbang dan hasilnya didapati terlalu ringan atau tidak berbobot. Bobot dirinya tidak diukur oleh berat badannya; bukan oleh statusnya sebagai raja; bukan oleh kekuasaan yang dimilikinya; bukan oleh harta benda yang dikumpulkannya. Tetapi bobot dirinya diukur oleh sikap dan perilakunya di hadapan Tuhan. Bobot dirinya terlalu ringan karena sikapnya yang sombong. Dirinya menyombongkan diri di hadapan Yang Mahakuasa; dia mempergunakan perkakas Bait Allah untuk minum anggur dan mabuk bersama istri, pembesar lain dan gundik-gundiknya; mereka memuji para dewa yang terbuat dari emas, perak, tembaga, besi atau kayu. Mereka memuji dan memuja sesuatu yang terbuat dari benda duniawi. Mendewa-dewakan sesuatu yang duniawi menjadikan dirinya pribadi yang tidak berbobot.

Bagaimana dengan diriku? Apakah diriku termasuk pribadi yang terlalu ringan atau tidak berbobot? Teman-teman selamat pagi dan selamat berkarya. Berkah Dalem.

Kredit foto: Ilustrasi (Ist)

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version