Pengantar Redaksi
Ini adalah ungkapan hati seorang remaja yang merasa kecewa ketika Budhé-nya akhirnya melepas jubah biarawatinya dan keluar dari biara untuk menjadi awam. Nama asli penulis ungkapan hati dalam bentuk puisi ini dengan sengaja tidak kami rilis.
———————
YANG terbaik telah kau persembahkan kepada Tuhan
Ingin menjadi mempelai-Nya
Duduk diam di bawah kaki-Nya
Mendengarkan sabda kebenaran-Nya
Kau abdikan hidup untuk sesama
Tanpa mengenal waktu dan tempat
Banyak manusia kecil lemah terkulai yang tak tahu apa arti hidup
kau bantu mengenal dunia dan Sang Pencipta
Agar ia tegar dan sadar bahwa ia makhluk yang berharga
kau antarkan ia-mereka menikmati rumput hijau
agar ia tumbuh sehat jiwa raganya
agar kelak dapat memuji dan memuliakan Sang Pencipta
Kau jauhkan dirimu dari hiruk pikuk dunia
kau tenggelamkan diri dengan pengabdianmu
tak kau pedulikan dunia ramai yang kadang berujar kebencian
kau tetap setia di lereng gunung tempatmu mengabdi selama ini
Kau taati pimpinan yang berwibawa dan bijaksana
walau kadang tak sampai pada lubuk hati pesannya
aturan hidup bersama kau genggam di tangan kananmu
namun garam tak lagi menyedapkan makanan
cuka tak lagi menyegarkan sayuran
ragi tak lagi mengembangkan adonan
agar engkau tetap bertahan
Budhé Suster
kami tahu memang jalan untuk tetap setia itu
terjal
berbatu-batu
panas dan kering
tetapi juga licin
sehingga Budhé tergelincir
Maafkan kami Budhé
klo kami tidak pernah mendoakan Budhé
agar tetap setia pada janji yang Budhé telah ikrarkan
Kami bangga, bangga dan bangga mempunyai Budhé Suster
hanya itu sekali lagi hanya itu, bangga bangga bangga
Tapi kami tak pernah mendoakan Budhé Suster yang sedang berjuang untuk menjaga diri agar tetap setia
Budhé Suster
kini éyangtri menangis dari lubuk hati yang terdalam
ia pendam kegetiran hatinya
ia tumpahkan segala kecamuk dalam hati hanya kepada Allah Bapa dan Bunda Maria
tempatnya bertaut selama ini
éyang sendiri dan sendiri, menepuk dada sendiri
karena éyangkung sudah lama berjumpa dengan Bapa di Surga
éyangtri ingat kembali akan tekat Budhé yang “memohon” izin
éyangtri dan éyangkung dengan bangga dan bahagia melepas Budhé sebagai bagian dari persembahan keluarga
Budhé Budhé eeeee …………