Bukan Sekedar Tambal Sulam

0
Proyek tambal sulam

Bacaan 1: Am. 9:11-15

Injil: Mat. 9:14-17

Ketika belum ada jalan tol dari Jakarta hingga ke Solo, maka jalan arteri Pantura (Pantai Utara) menjadi andalan para pemudik saat Lebaran. Namun sayang, pengelolaan kesiapan (perbaikan) jalannya selalu saja amburadul dan terkesan “tambal sulam” tanpa pernah berakhir alias selalu rusak.

Arti ‘tambal sulam’, kurang lebih adalah “memperbaiki sesuatu (rumah, jalan raya dan sebagainya) secara tidak menyeluruh (hanya mengganti bagian-bagian yang rusak)”.  Akibat manajemen ‘tambal sulam’ perbaikan jalan seperti itu maka risikonya, jalan akan cepat rusak.

Hari ini ada tiga pengajaran dari Tuhan Yesus,

  • Puasa
  • Menambal baju yang tua dengan kain baru
  • Menuang anggur baru ke dalam kantong kulit yang tua

Dalam tradisi Yahudi, puasa merupakan suatu ungkapan rasa duka atau prihatin. Jadi dengan perumpaan pesta perkawinan dimana Tuhan Yesus adalah “Mempelai Pria” sungguh tidak pantas ketika para sahabat dan tamunya malah berpuasa. Pesta harus penuh sukacita dan saat pesta selesai (berpisah) barulah ada suasana sedih.

Sebuah gambaran dimana para murid dan pengikut-Nya akan berduka saat ditinggal Tuhan Yesus naik ke surga.

Ajaran Kasih dari Tuhan Yesus juga hendaknya tidak boleh direduksi sebagai “tambalan baru” pada baju lama (Hukum Taurat) dan baju lama boleh dibuang begitu saja. Ajaran Kasih-Nya adalah merupakan penggenapan dari pemaknaan Hukum Taurat yang keliru.

Maka ajaran Kasih-Nya itu harus ditempatkan dalam ‘kantung yang baru”, yaitu hati yang baru yang sudah dibersihkan dari noda dosa.

Paus Yohanes Paulus II dalam ceramahnya kepada komunitas Yahudi di Mainz, Jerman, 1980 mengatakan bahwa Allah tidak pernah membatalkan Perjanjian Lama (Rm 11:29).

Dalam nubuatnya Nabi Amos, mengatakan ada tiga janji Allah:

  • Allah akan memulihkan Kerajaan Israel (pondok Daud) yang telah roboh.
  • “Tanah Terjanji” akan dipulihkan sesuai janji awal sebagai tanah yang subur dan penuh berkat.
  • Pemulihan umat-Nya, dan akan mendiami “Tanah Terjanji” seperti yang pernah dijanjikan-Nya.

Allah tidak hanya sekedar menambal kebocoran atau lubang dalam “Tanah Terjanji” tetapi memulihkan dan membangunnya seperti yang telah Ia janjikan.

Pesan hari ini

Allah tidak pernah membatalkan sabda-sabda-Nya namun selalu Ia genapi dan terjadi tepat seperti yang telah disabdakan-Nya. Sebab sabda-Nya bukan sabda ‘tambal sulam’.

“Kebersamaan itu indah saat dijalani dan indah saat kenangannya diingat.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version