Bukan Untuk Pencitraan

0
Pencitraan bukan"personal branding"

Bacaan 1: 2Raj 2:1.6-14

Injil: Mat 6:1-6.16-18

“Personal branding” adalah upaya untuk mempromosikan dirinya dalam versi yang lebih baik dari apa adanya (tidak dimanipulasi). Namun pencitraan bisa berbicara sebaliknya bergeser dari berbicara tentang “your true life”.

Dalam pencitraan, seseorang berbicara (mempersepsikan) “seolah menjadi seorang A”. Artinya dia tidak lagi menunjukkan keasliannya.

Tuhan Yesus hari ini bersabda agar para pengikut-Nya berbuat baik bukan untuk pencitraan dan mendapatkan pujian. Tulus saat memberi sedekah dan melakukan ibadah sebagai ungkapan syukur oleh anugerah yang kita terima dari-Nya. Jangan menumbuhkan dan memelihara sikap munafik.

“Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu di hadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di surga.

Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya.”

Demikian perintah Tuhan Yesus.

Saat Elisa mengajukan permintaan roh Elia, diakuinya itu sungguh sangat berat. Sebab apa yang dilakukan Elia selama melaksanakan pengutusan-Nya bukanlah sesuatu untuk pencitraan sebagai orang saleh.

“Biarlah kiranya aku mendapat dua bagian dari rohmu.” Kata Elisa

Jawab Elia: “Yang kauminta itu adalah sukar. Tetapi jika engkau dapat melihat aku terangkat dari padamu, akan terjadilah kepadamu seperti yang demikian, dan jika tidak, tidak akan terjadi.”

Apa yang dilakukan Elia dalam hidupnya adalah tulus dan semangat setia melaksanakan pengutusan-Nya. Setia dalam menegur dosa, berani dan tabah menghadapi pertentangan dan bahaya, dan sekaligus juga semangat kelembutan dan kasih.

Semangat ketulusan ini pula yang melandasi Santo Romualdus yang diperingati Gereja Katolik hari ini. Menjadi seorang biarawan bukan untuk pencitraan namun seolah sebagai silih atas apa yang telah dilakukan ayahnya (membunuh karena perselisihan harta).

Romualdus pergi ke biara Benediktin dan ingin hidup benar. Alam dan kehidupan biara tentu merupakan hal baru bagi Romualdus yang terbiasa hidup mewah dan santai. Pemuda bangsawan itu terkesan dengan teladan hidup para biarawan. Karenanya, ia memutuskan untuk menjadi seorang biarawan pula.

Pesan hari ini

Sebagai seorang kristiani, kita harus memiliki semangat Elia, yaitu tulus, setia dan penuh kasih dalam pengutusan-Nya dan bukan untuk pencitraan.

“Melakukan hal baik tanpa diketahui orang lain sangatlah mulia. Itulah sebuah ketulusan.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version