DALAM doa litani, Maria diberi gelar dan nama yang bermacam-macam. Dalam Katekismus Gereja Katolik, khususnya Pasal 6, Artikel 963-975, dibahas secara khusus tentang “Maria sebagai Bunda Kristus dan Bunda Gereja”.
Demikian pun dalam Dokumen Konsili Vatikan II, Konstitusi Dogmatis Lumen Gentium tentang Gereja, menjelaskan empat gelar utama untuk Maria.
“… Per questo la Beata Vergine ѐ invocata nella chiesa con i titoli di Avvocata, Ausiliatrice, Soccotrice, Mediatrice” (LG 62). “… Untuk itu, di dalam Gereja Perawan Suci menyandang gelar sebagai Pengacara, Pembantu, Penolong, Pengantara” (LG 62).”
Namun, perlu diketahui bahwa gelar Maria Mediatrix (Maria sebagai Pengantara) sama sekali tidak menggeser kedudukan Yesus Kristus sebagai pengantara satu-satunya (l’unico Mediatore) antara manusia dan Allah.
Gelar-gelar yang diberikan kepada Bunda Maria, ada yang bersifat doktrinal, yang berasal dari dogma atau ajaran resmi gereja.
Misalnya, Maria sebagai Bunda Allah (Theotokos). Lalu ada juga gelar yang bersifat devosi seperti “Regina della Pace-Ratu Damai”. Dan ada juga gelar karena adanya penampakan atau kehadiran dari Bunda Maria pada suatu tempat tertentu.
Tanpa bermaksud untuk mengabaikan poin-poin substansial lainnya mengenai gelar Bunda Maria, dalam uraian singkat ini, saya ingin menjelaskan gelar “Bunda Maria Panggilan Ilahi” yang bagi kami, anggota Kongregasi Vokasionis, kami rayakan setiap 11 Mei.
Sekilas sejarah
Bagi Beato Giustino Russolillo atau Pater Justin, pendiri Kongregasi Vokasionis, salah satu tugas Bunda Maria yang tidak kalah istimewa adalah membentuk jiwa-jiwa sesuai dengan kehendak Allah sendiri.
Apa pun kami para Vokasionis menyapa Bunda Maria dengan sapaan yang sangat khusus yakni Bunda Maria Panggilan Ilahi. Nama ini memiliki latar belakang sejarah yang jelas.
Gelar Bunda Panggilan Ilahi (Nostra Signora delle Divine Vocazioni) ini berkaitan erat dengan peristiwa ajaib yaitu penampakan Bunda Maria sendiri kepada Pater Justin, pada 10 Mei 1926, di sebuah taman di dekat rumah dari orang tuanya di Vila Simpatia, Pianura (sekarang sudah menjadi tempat tinggal dari para Suster Vokasionis).
Kala itu, Pater Justin sedang mendaraskan doa Brevir atau Ibadat Harian di sebuah Pagliarella (sebuah tenda kecil, di mana Pater Justin mengumpulkan kaum muda untuk mengadakan katekese, doa bersama dan kegiatan rohani lainnya).
Dalam penampakan tersebut, Bunda Maria berbicara kepada Pater Justin, bahwa dirinya menjadi “Pemimpin Langsung-Superiora Immediata” dari Kongregasi Vokasionis.
Namun setelah penampakan tersebut, secara tiba-tiba Pater Justin langsung berada dalam keadaan ekstase (keadaan di luar kesadaran diri karena adanya kesatuan intim dengan Tuhan, terjadi saat orang sedang berdoa, bermeditasi atau saat mengalami sebuah penampakan) sepanjang hari.
Lalu, pada malam harinya, ia bertanya dan merenungkan, apa maksud dari penampakan tersebut? Apakah Bunda Maria menjadi “Pemimpin Langsung” bagi para Pastor Vokasionis atau hanya untuk para Suster? Ataukah untuk kedua-duanya?
Malam pun berlalu. Keesokan harinya, 11 Mei 1926 pada waktu dan tempat yang sama, ia mengalami sebuah penampakan yang sama dan Tritunggal Mahakudus juga mengklarifikasi serta memastikan bahwa Bunda Maria adalah Pemimpin Langsung bagi para Pater dan Suster Vokasionis serta seluruh komunitas Vokasionis di mana saja mereka berada, sekarang dan hingga selamanya.
Dan dari peristiwa inilah, maka pada 11 Mei setiap tahun para Vokasionis di seluruh dunia merayakan pesta dari Bunda Maria Panggilan Ilahi, Pemimpin Tertinggi Kongregasi Vokasionis.
Tentang peristiwa ajaib tersebut, pada 14 Februari 1938, Pater Justin menulis dalam bukunya yang berjudul Libro dell’Anima (Buku dari Jiwa) demikian: “Come se dalla ss. Trinità mi venisse data, in modo particolare e sentito, la santissima Vergine Madre di Dio quale immediata mia direttrice spirituale. Amen.”
“Seolah-olah Tritunggal Mahakudus menyuruh saya dengan cara yang khusus, bahwa Bunda Maria yang Terberkati adalah pembimbing langsung kehidupan Spiritual saya. Amen.” (Opere, Vol.11, hal. 115).
Lebih lanjut, Beato Justin menulis:
“Mi è stata infusa la certezza che la ss. Trinità ha incaricato la Madonna ss. dell’ufficio di superiora immediata della Società Divine Vocazioni e quindi di tutte le cariche, mansioni, studi, opere, di tutto di tutto. Essa è l’autorità della Società Divine Vocazioni.”
“Saya telah diresapi dengan kepastian bahwa Tritunggal Mahakudus telah mempercayakan Perawan Yang Tersuci sebuah jabatan sebagai Pemimpin Langsung dari Serikat Panggilan Ilahi dan sehingga di semua karir, tugas, studi, karya, dan segalanya. Ia adalah pemegang otoritas dari Serikat Panggilan Ilahi.” (Opere, Vol.10, hal. 118).
Dalam permenungannya, Pater Justin menegaskan kepada seluruh anggota Vokasionis bahwa:
“Bunda Maria sungguh hadir bersama kita. Ingatlah bahwa Perawan Maria adalah ibumu dan ia selalu merawatmu. Setiap malam, sebelum tidur, ia mengunjungimu, berada di sampingmu, menyelimutimu dan menjagamu agar dirimu terlindungi dengan aman. Dia tersenyum kepadamu dan memberkati dirimu.
Karena itu, janganlah kita membuat Bunda Surgawi menjadi sedih, dengan segala kesalahan dan kelalaian kita. Bunda yang diberkati mengunjung setiap jiwa khususnya mereka yang menunggu untuk dikuduskan, dan mereka yang diberkati dengan panggilan hidup religius dan imamat dan terutama bagi mereka yang memelihara panggilan.”
Panggilan hidup membiara
Sudah menjadi pengetahuan umum bahwa salah satu krisis yang tengah dialami oleh Gereja saat ini adalah krisis panggilan hidup membiara.
Di tengah situasi zaman yang makin modern, para promotor panggilan dituntut sekali lagi untuk mencari solusi secara bersama-sama, mencari, memelihara dan membentuk setiap pribadi yang memiliki benih-benih panggilan hidup membiara.
Ini menjadi tugas kita bersama. Selain itu, ini juga menjadi doa dari kita semua bersama Bunda Maria, Bunda Panggilan Ilahi. Sebab, pada suatu hari, St. Brigita mendengar Yesus berbicara kepada Maria.
Ia mengatakan demikian: “Mintalah dari-Ku apa yang engkau kehendaki, sebab tak ada permohonanmu yang dapat ditolak. Bunda-Ku, semasa di dunia, engkau tidak pernah menolak apapun untuk-Ku, maka Aku tidak akan menolak apa pun yang engkau minta.”