Home BERITA Cerita Akhong dan Tuhan Yesus

Cerita Akhong dan Tuhan Yesus

0
Ilustrasi - Sakit dan mendapat pertolongan. (Ist)

Puncta 5 November 2024
Selasa Biasa XXXI
Lukas 14:15-24

SEBELUM membuka tokonya, Akhong selalu melewati gereja. Ia menyempatkan mampir di gereja untuk sekedar “unjuk muka.”

Dia masuk di dalam gereja dan berdoa sebentar. Doanya pun sangat singkat. “Tuhan Yesus, ini Akhong datang berkunjung.”

Dia membuat tanda salib dan pergi ke tokonya.

Suatu kali Akhong jatuh sakit. Dia harus operasi batu empedu. Dia mondok di rumah sakit beberapa hari. Dengan teman-temannya di satu bangsal, Akhong nampak begitu ceria. Dia sering mengajak ngobrol dan menghibur pasien-pasien yang sakit.

Ketika dia diperbolehkan pulang oleh dokter, Akhong berpamitan pada semua pasien dan perawat. Seorang pasien bertanya. “Koh Akhong kok begitu ceria walau menderita sakit, dan penuh semangat. Kenapa ya?”

Akhong berkisah. “Saya sangat gembira karena tadi malam aku didatangi oleh ‘Orang Bule Gondrong rambutnya’. Dia berkata: Akhong, ini Aku datang berkunjung.Karena Dia, aku jadi sembuh dan boleh pulang.

Dalam Injil ada orang berkata, “Berbahagialah orang yang dijamu dalam Kerajaan Allah.”

Namun Yesus memberi perumpamaan undangan sebuah pesta perjamuan. Ada banyak orang yang diundang. Tetapi mereka tidak datang dengan berbagai alasan.

Ada yang baru membeli ladang. ada yang baru saja membeli lembu. Ada yang baru saja menikah. Mereka mencari alasan-alasan untuk menolak undangan pesta.

Maka Tuan itu mengundang siapavsaja yang ada. “Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh.”

Orang-orang yang mencari alasan itu adalah kita. Kita seringkali mencari kesibukan agar tidak berdoa, datang sembahyang ke lingkungan, tidak ikut perayaan ekaristi. Undangan Tuhan untuk dekat dengan-Nya kita tolak dengan aneka macam kesibukan.

Bermain game di smartphone lebih diutamakan daripada sembahyang. Pergi piknik ke luar kota lebih diprioritaskan daripada ibadat ekaristi Hari Minggu.

Acara ziarah pun harus ada hiburannya dengan kuliner atau kunjungi tempat wisata.

Kita sering tidak punya waktu dengan Tuhan. Undangan-Nya sering kita abaikan. Maka jangan menuntut Tuhan untuk mendengarkan doa kita atau peduli dengan kita karena kita juga tidak peduli dengan Tuhan.

Belajarlah seperti Akhong, walau hanya sebentar dia memprioritaskan untuk datang berdoa kepada Tuhan. Tuhan pun menyempatkan waktu untuk datang kepada kita.

Naik andong pergi ke kota,
Jalan-jalan sambil bawa panganan.
Seperti Akhong selalu berdoa,
Kita utamakan waktu untuk Tuhan.

Wonogiri, berdoalah senantiasa
Rm. A. Joko Purwanto,Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version