Sabtu, 10 September 2022
- 1Kor. 10:14-22a.
- Mzm. 116:12-13,17-18.
- Luk. 6:43-49.
APA yang keluar dari mulut itu berasal dari hatinya. Dengan demikian kita dapat mengenali apakah seseorang mempunyai hati yang baik atau tidak dari perkataan-perkataan yang diucapkannya.
Hati yang baik bukan saja menghasilkan perkataan yang baik, tetapi juga pikiran yang baik, tindakan yang baik dan segala hal yang baik lainnya.
Dari orang yang mempunyai hati dan pikiran positif akan keluar pujian dan ucapan syukur.
Hati dan pikiran yang negatif akan selalu melihat kekurangan dan kelemahan dari segala sesuatu. Dari mulutnya akan keluar keluh kesah dan ucapan ketidakpuasan.
“Saya selalu terinspirasi oleh sebuah keluarga yang menerima saya waktu bakti sosial setelah gempa dahsyat di Yogyakarta,” kata seorang sahabat yang tinggal beberapa bulan di Yogyakarta sebagai relawan.
“Di tengah-tengah situasi duka dan sulit, dia sungguh-sungguh berjuang untuk keluarga-kelurga di sekitar wilayahnya,” lanjutnya.
“Dia menjadi ketua RW sudah beberapa periode, meski dia hanya segelintir orang Katolik yang tinggal di daerah itu,” jelasnya.
“Setelah melihat sepak terjangnya selama masa pemulihan setelah gempa, saya tidak heran jika dia dipercaya, dan dijadikan ketua RW,” sambungnya.
“Bicaranya tenang, tidak grusa grusu menentukan langkah, mendengarkan masukan warga, perhatiannya sangat besar bagi orang yang kesulitan khususnya yang sedang berduka, tidak sedikitpun mementingkan dirinya sendiri,” urainya.
“Semua orang tahu saya sekeluarga beragama Katolik,” kata bapak itu suatu ketika ketika santai duduk dengan sahabat saya.
“Mereka merasa nyaman, dan mendukung kami sekeluarga, karena mereka tidak pernah terancam akan kehadiran saya,” sambungnya.
“Mereka kalau natal berkunjung ke sini, mengucapkan selamat hari raya dan makan minum bersama,” tuturnya.
“Demikian juga waktu Idul Fitri, saya pun keliling ke tetangga yang merayakan dan ikut silaturahmi,” ujarnya.
“Agama tidak menghalangi kami bermasyarakat, sikap hidup dan perilaku yang baik itu wujud dari ajaran agama masing-masing yang nyata dan dirasakan oleh orang lain,” sambungnya.
“Kalau sikap dan hidup kita benar maka orang lain akan menghargai kita,” tegasnya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Sebab setiap pohon dikenal pada buahnya. Karena dari semak duri orang tidak memetik buah ara dan dari duri-duri tidak memetik buah anggur.”
Yesus mengingatkan para murid untuk berusaha menjaga hati, pikiran dan perilaku agar dapat selalu menghadirkan kebaikan dan damai sejahtera dalam hidup. Karena setiap pohon dikenal dari buahnya.
Yesus mengigatkan kita untuk belajar membangun hidup yang berkualitas dan bermakna melalui usaha menjaga kemurnian batin, pikiran dan sikap agar menghasilkan buah-buah kebaikan yang berkenan kepada Allah dan berguna bagi hidup bersama.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku menjaga sikap, perkataan dan perbuatanku, sebagai cerminan hatiku?
Romo Gun, terimakasih renungan indahnya.
Aku ingin, punya hati yang baik.