Home BERITA Cinta Menembus Hati

Cinta Menembus Hati

1
Ilustrasi: Airmata by chucklarson

Kamis, 27 Oktober 2022

  • Ef. 6:10-20.
  • Mzm. 144:1,2,9-10.
  • Luk. 13:31-35.

CINTA bukan hanya tentang perasaan hati pada seseorang yang sangat mendalam, namun merupakan sebuah keputusan.

Perasaan akan membawa rasa bahagia yang tiada taranya bahkan kecewa dalam waktu yang berbeda.

Ketika seseorang jatuh cinta, maka rasa bahagia dan kecewa mungkin akan dirasakan datang silih berganti.

Keputusan dalam mencinta akan meneguhkan hati hingga tidak surut langkah sejengkal pun meski ada kesulitan, penderitaan bahkan penganiayaan.

Seorang anak mensyeringkan bagimana dia memperjuangkan cinta pada ibunya.

“Bertahun-tahun saya merindukan kasih sayang seorang ibu,” katanya.

“Saya kadang sedih, jika melihat anak-anak lain bisa mengalami kasih sayang ibu,” lanjutnya.

“Ibuku sakit secara psikis sejak saya bayi, dia tidak bisa merawat saya, tidak bisa mengurus rumah bahkan sekadar memasak,” ujarnya.

“Ibu selalu menyendiri di sudut kamar, dan tidak pernah mau ketemu orang lain,” paparnya.

“Sejak saya kecil, jika saya rindu dengan ibu, saya selalu masuk kamar ibu, saya peluk ibu dari belakang dan saya cium dia,” kisahnya.

“Ibu akan diam saja hingga nanti dia elus-elus rambut saya, tanpa sepatah kata pun,” ujarnya.

“Setelah itu, saya akan keluar kamar dan pergi bermain,” lanjutnya.

“Ketika saya SMA dan harus sekolah di asrama, malamnya saya tidur sama ibu, dan memberi tahu kalau saya akan tinggal di asrama, dia hanya diam memandangku tiba-tiba airmatanya meleleh di pipinya,” kisahnya.

“Saya tidak bisa menahan tangisku, dalam pelukan ibu, saya merasakan bahwa selama ini dalam diamnya ibu sangat mencintaiku,” lanjutnya.

“Kedekatanku pada ibu selama ini tidak sia-sia. Usahku mencintainya tidak percuma,”ujarnya.

“Ibu sakit psikis, namun cinta bisa menerobos dan menyentuh hatinya,” imbuhnya.

Dalam bacaan Injil.hari ini kita dengar demikian,

“Yerusalem, Yerusalem, engkau yang membunuh nabi-nabi dan melempari dengan batu orang-orang yang diutus kepadamu.

Berkali-kali Aku rindu mengumpulkan anak-anakmu, sama seperti induk ayam mengumpulkan anak-anaknya di bawah sayapnya, tetapi kamu tidak mau.

Sesungguhnya rumahmu ini akan ditinggalkan dan menjadi sunyi. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kamu tidak akan melihat Aku lagi hingga pada saat kamu berkata: Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan.”

Meski kadang kita merasa bahwa perjuangan untuk menghidupi hati yang dipenuhi cinta itu sia-sia namun sesungguhnya tidak ada yang percuma.

Becermin dari ketekunan dan kegigihan para nabi, juga Tuhan Yesus. Ketika kita merasa apa yang kita lakukan untuk membagikan kasih Allah adalah sia-sia, pandanglah kepada-Nya, yang menemukan makna cinta yang paling agung dalam kekosongan, kehampaan, dalam kematian.

Mencintai itu tidak tergantung orang lain, namun keputusan diri.

Bagaimana dengan diriku? Apakah aku mencintai dengan tulus dan tidak memanipulasi cinta hanya demi kepuasan diri sendiri?

1 COMMENT

  1. Perjalanan kehidupan ini bukan semata-mata tanpa dasar, tetapi justru karena dasar cinta yang begitu mendalam dari Allah untuk semua umat Nya.
    Perjalanan kehidupan keluarga kami memang belum sepenuhnya seperti keluarga yang tanpa masalah, justru selalu ada masalah yang kami lalui, sekian lama rasanya hidup ini terkekang oleh kekuatan egois yang membuat perjalanan kehidupan ini menjadi runyam, dengan mengandalkan kasih tuhan sekarang kami bisa lebih terbuka untuk menerima kasih tuhan… Semoga kasih sayang kami di dalam keluarga semakin menumbuhkan cinta tuhan bukan cinta pribadi.

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version