INILAH sebuah persekutuan atau komunitas gerakan awam gerejani yang meretas lahir di Italia pada tahun 1954 dan bernama Persekutuan dan Pembebasan (Communion and Liberation). Dibesut oleh Romo Luigi Giussani, gerakan ini awalnya hanyalah sebuah kelompok mahasiswa yang bernama Gioventù Studentesca.
Kelompok yang terdiri anak-anak muda mahasiwa ini didirikan, ketika Romo Giussani masih menjadi mahasiswa di Sekolah Tinggi Berchet di Milano. Beberapa tahun kemudian, Gioventù Studentesca bermetamorfose menjadi Cl sejak tahun 1969. Sejak itu dan hingga kini, CL telah eksis di 70 negara di seluruh dunia –termasuk di Indonesia—dimana di Keuskupan Kupang ada Romo Leonardus Mali Pr menjadi pembimbingnya.
Tanpa kartu anggota
Bagaimana bisa menjadi anggota CL?
Komunitas ini tidak mengenal kartu anggota. Lebih penting adalah komitmen masing-masing orang untuk menjaga kehendak bebasnya. Instrumen dasar untuk membentuk jiwa para anggota CL ditempuh melalui katekese mingguan yang lazim disebut Sekolah Komunitas.
CL mendefinisikan dirinya sebagai sebuah gerakan, bukan sebuah organisasi. Ia adalah sebuah gerakan panggilan hidup beriman yang berpusat pada Yesus Kristus. Tuhan Yesus Kristus hadir dalam sejarah manusia dan setiap perjumpaan antarmanusia dalam CL menjadi momen sejarah bagi setiap orang untuk bertobat: meninggalkan cara hidupnya yang lama untuk merengkuh cara hidup baru.
CL hadir menyapa siapa saja, tak peduli umur, status sosial maupun jenjang karir profesional orang per orang. Kontribusi CL bagi gereja dan dunia dibedakan dengan tiga kata: pendidikan, persaudaraan, dan pekerjaan.
Setelah wafatnya Romo Giussani, saat ini Dewan Umum CL –lazim disebut Pusat)– dipimpin oleh Romo Julián Carrón asal Spanyol.
Shirley Hadisandjaja Mandelli, aktivis Komunitas CL wilayah Lomellina, Italia Utara.
Photo Credit: CL
