PERHELATAN akbar orang muda Katolik yang dikemas dalam Indonesian Youth Day (IYD) 2016 akan segera digelar sekitar 12 hari lagi. Tentu setiap komisi kepemudaan keuskupan di seluruh Indonesia sedang bersiap diri untuk ikut serta memeriahkan acara yang diselenggarakan lima tahunan sekali ini. Untuk pertama kalinya perhelatan IYD ini digelar pada 2012 di Sanggau.
Komisi Kepemudaan Keuskupan Agung Jakarta (KAJ) juga tak luput dengan persiapan bagi kontingennya menuju Manado. Bertempat di kapel Seminari Menengah Wacana Bakti, Pasar Minggu, Jakarta pada Minggu (19/09/2016) telah diselenggarakan misa pengutusan, yang dilanjutkan dengan koordinasi akhir serta pembagian merchandise bagi para calon peserta IYD 2016.
Dalam khotbahnya Rm. Albertus Yogo Prasetianto Pr, Ketua Komisi Kepemudaan KAJ, menegaskan bahwa IYD merupakan kesempatan perjumpaan dengan orang lain yang berbeda, baik dari latar belakang suku, pendidikan, pribadi, bahkan agama. Lebih lanjut, diharapkan bahwa perjumpaan ini akan bisa memupuk persaudaraan di antara OMK se-Indonesia.
“Jangan hanya melihat sisi lahiriah atas meriah dan berwarna-warninya merchandise KAJ yang ngejreng dan membuat silau dengan #orangekanmanado, tetapi hendaknya perjumpaan dengan OMK lain di Manado bisa dimaknai secara lebih dalam lagi,” tegasnya di hadapan lebih kurang 80 calon peserta IYD se KAJ yang hadir pada siang itu. “Hendaknya kehadiran kalian di IYD juga menjadi kesiapsediaan untuk berjumpa dengan orang lain yang berbeda dalam segala hal,” lanjutnya.
Menurut Rm. Yogo ada tiga hal penting yang perlu diperhatikan orang muda Katolik di tengah kebinekaan Indonesia agar keragaman ini tidak sekedar menjadi tantangan, namun juga menjadi peluang, yakni:
- OMK mampu melakukan perjumpaan dengan mereka yang berbeda dengan sikap positive tolerance, mau berdiskusi dan berdialog.
- OMK mau mengembangkan dimensi kerahiman dan cinta kasih ketika berjumpa dengan mereka yang berbeda.
- OMK bisa membangun counter-culture (budaya tandingan) di tengah maraknya radikalisme dan kepicikan dengan budaya kasih atau budaya kehidupan.
Persiapan OMK KAJ menuju IYD 2016 di Manado ini sudah dilakukan sejak awal 2016 dengan mengadakan 2 kali rekoleksi untuk mencari peserta dan membuat dinamika kelompok untuk mengakrabkan peserta. “Memang KAJ tidak mempersiapkan diri seperti keuskupan lain, misalnya dengan membuat perarakan salib IYD karena kami mempunyai prioritas program yang terkait dengan ardas KAJ, yang tidak selalu beriringan dengan program IYD,” jelas Rm. Yogo, yang juga menjabat Pamong Umum Seminari Menengah Wacana Bakti ini.
Meskipun demikian, kerja keras panitia KAJ sangat dihargainya karena mereka sudah bekerja secara maksimal, mendetail serta rapi. Komunikasi dengan panitia di Manado pun bisa berjalan lancar. Akhirnya, berkat kerja keras tersebut KAJ menjadi kontingen kedua terbesar dengan jumlah peserta 133 orang yang datang dari hampir sebagian besar paroki di KAJ dan dikawal oleh 6 imam dari berbagai tarekat serta dua frater Xaverian (SX).
Ref: Dokpen KWI