INDONESIA dengan konsep negara kesatuan adalah bangsa multi etnik, multi bahasa, dan multi budaya. Puspa ragam mengisi “wajah” Indonesia sebagai bangsa pluralis. Salah satu keragaman budaya di Indonesia berupa aneka upacara adat.
Upacara adat adalah salah satu bentuk adat-istiadat atau kebiasaan masyarakat Indonesia. Memiliki nilai-nilai relevan bagi kehidupan dan kebutuhan masyarakat sekitarnya.
Hal itu dirasakan sebagai bentuk upaya manusia agar dapat berhubungan dengan arwah atau roh para leluhur dan bentuk kesanggupan masyarakat sekitar. Untuk menyelaraskan diri terhadap alam dan lingkungan luas.
Upacara adat dikenal sebagai salah satu warisan nenek moyang dari masing-masing daerah yang telah dijaga dan dilestarikan secara turun-temurun.
Meskipun perkembangan zaman semakin maju dan canggih -termasuk di era digital saat ini- akan tetapi upacara adat takkan pernahdilupakan oleh sebagian masyarakat. Khususnya masyarakat yang kental akan aneka ritual adat.
Sudah barang tentu di sini termasuk upacara adat “Dalok”. Yang biasa digelar oleh masyarakat Suku Dayak Uut Danum. Di wilayah Kecamatan Serawai dan Kecamatan Ambalau, Kabupaten Sintang, Kalbar.
Hal itu terjadi, karena upacara adat “Dalok” ini mempunyai nilai filosofis, religius, humanis. Juga melahirkan kekuatan tersendiri bagi masyarakat Dayak Uut Danum.
Demikian diungkapkan oleh Hubertus Vinsencius Wake S.Fil menjawab penulis di lokasi peristiwa berlangsungnya adat Dalok tanggal 8 Juli 2022.
Filsafat hidup Willem Dithey
Hubertus Visencius Wake adalah anak ke-3 almarhum Hendrikus Paso yang aslinya berasal dari Wolotolo, Kabupaten Ende, Flores, NTT. Ia sudah lama hidup berdomisili di lingkungan masyarakat Dayak Uut Danum. Isteri almarhum bernama Ny. Maria Magdalena, seorang warga etnis Dayak Uut Danum.
Hubertus Wake -anak almarhum- adalah alumnus Fakultas Filsafat UGM. Ia menulis skripsi berjudul “Pandangan Hidup Masyarakat Dayak Uut Danum dalam Upacara Adat Kematian-Dalok, Sebuah Tinjauan Filsafat Hidup Wilhem Dilthey”.
Ritual adat Dayak “Dalok” ini digelar untuk menghormati almarhum Bapak Hendrikus Paso.
Penyelenggaraan upacara adat kematian Dalok suku Dayak Uut Danum untuk almarhum Hendrikus Paso tahun 2022 ini dikoordinir panitia:
- Diketuai oleh Bapak DV Abeng.
- Wakil Ketua Panitia: Bapak Drs. Andreas Calon.
- Koordinator Ketemenggungan Adat Dayak Kab. Sintang: Bapak FX Murniyanto S.Sos. M.Si.
- Pemandu acara ritual, Bapak Agen SH – hakim Adat Dayak Kabupaten Sintang yang berperan dalam mengawal prossi ritual adat Dalok.
- Bapak Fransiskus Tolek selaku pengatur seluruh tahapan ritual adat Dalok ini.
Ritual Dalok Dayak Uut Danum Sintang Kalbar mengalami puncak acaranya dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 9 Juli 2022 ini.
Ini diadakan untuk memberi penghormatan dan wujud perpisahan terakhir seluruh anggota keluarga kepada almarhum Bapak Hendrikus Paso.
Almarhum adalah seorang pensiunan guru; lahir di Detu Mbawa, 27 juni 1951. Meninggal dunia di Sintang 17 Juni 2015. Almarhum meninggalkan seorang isteri yakni Ny. Maria Magdalena.
Dari pasutri ini lahir empat anak: Metilda Moda, Ludgardia Budiningsih, Hubertus Visencius Wake, Florensia Yasinta Bhara. Punya menantu Pepin Ildefert M’oa, Tinus Ludan, Flavia Yeti.
Ada empat cucu: Cladio Lopez, Giovanni Dos Santos M’oa, Gabriel Rinum Wake, dan Valerei Christel Paso.
Seluruh rangkaian kegiatan adat kematian Dalok ini dilaksanakan di rumah Bapak DV Abeng di Kelurahan Alai, Sintang Kalbar.
Acara ini juga sudah mendapat Rekomendasi Protokol Kesehatan Satgas Covid tanggal 5 Juli 2022 yang dikeluarkan oleh Satgas Penanggulangan Covid-19 Kabupaten Sintang.