Home BERITA Dari Ende ke Mataloko, Mampir di Sentra Industri Produksi Tenun Rumahan di...

Dari Ende ke Mataloko, Mampir di Sentra Industri Produksi Tenun Rumahan di Ngalupolo, Flores

0

PERJALANAN panjang dengan kendaraan mobil dari Ende menuju Mataloko di Kabupaten Bajawa, Flores Tengah, selalu berlangsung menarik.

Tentu berkat tersedianya pemandangan alam yang indah, karena rute perjalanan jauh sepanjang hampir tiga jam ini selalu ditempuh dengan suguhan pemandangan ganda.

Laut Sawu di selatan, Laut Flores di utara

Satu sisi adalah kawasan perbukitan berbatu-batu dengan melewati badan jalan yang kurang baik.

Sementara bagian lain menyusuri ruas jalan beraspal bagus -dan ini yang menarik- karena perjalanan panjang ini akan menyusuri garis pantai yang berderet memanjang di tepi Laut Sawu. Posisinya di wilayah selatan Pulau Flores, NTT.

Kalau di wilayah utara, maka lautnya bernama Laut Flores. Menurut Romo Patris Pa SVD, Laut Flores kurang “garang” dibandingkan Laut Sawu. Itu karena Laut Sawu langsung berhadapan dengan peraian lepas menuju arah selatan Benua Australia.

Saat rombongan sejenak berhenti di Bukit Pelangi Nusantara di wilayah Nangoro, maka dari kejauhan tampaklah Pulau Ende dan dua gunung pengapitnya yakni Gunung Iya dan Gunung Meja yang kini tengah digarap menjadi kawasan destinasi wisata alam baru di wilayah Kabupaten Ende, Flores, NTT.

Sentra  industri produksi tenun rumahan di Ngalupolo

Perjalanan dari Ende ke Mataloko diwarnai banyak perhentian. Antara lain di Desa Ngalupolo yang lokasinya hanya sejauh 17 km dari Ende arah ke Mataloko. Perjalanan ditempuh dengan mobil kira-kira selama 40-an menit. Ini Agak lama menurut ukuran perjalanan di Jawa.

Namun harus ingat bahwa perjalanan menunju Ngalupolo ini bukan berada di Jawa, tapi di Flores ;di mana di beberapa ruas jalan kondisinya badan jalan sungguh tidak semulus sama dengan perjalanan di Jawa.

Titik pemberhentian ini di Ngalupolo ini menarik, karena di siniah desa pusat industri tenun produksi rumahan. Juga menjadi tanah kelahiran Romo Patris Pa SVD yang menjadi teman perjalanan kami dari Ende menuju Mataloko. Tebing bebatuan dan pantai bebatuan ada di sana-sini.

Bukit berbatu longsor ngefek ke jalan raya

Bulan November 2021 tahun lalu, kebetulan Ende waktu  itu baru saja diguyur hujan sangat lebat. Terjadi waktu malam.

Esok harinya, saat mulai bertolak dari Ende menuju Matolo di Bajawa, Kabupaten Ngada, di sebuah titik perjalanan terlihat sebuah ruas jalan menjadi sedikit rusak terkena dampak longsoran bebatuan dan tanah. Jatuh dari bukit seberang badan jalan yang  telah “rontok” karena dampak hujan deras malam sebelumnya.

Batu-batunya segede kebo – untuk menyebut betapa rontokan bebatuan  besar ini sangat membayakan para pengendara saat melintas di jalur jalan longsor ini.

Hambatan perjalanan di sepanjang rute utama dari timur menuju tengah dan barat di Pulau Flores ini tidak hanya berupa ancaman bahaya tanah tebing yang longsor karena dampak hujan deras.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version