TUBUH Kristus dalam bentuk hosti atau roti kecil bulat. Dalam Gereja Katolik dikenal istilah “sakramen” yang berarti suci atau “kudus” diartikan bahwa Kristus hadir dalam bentuk komuni.
Kalau begitu, iman kepercayaan dan pengertiannya maka hal ini tidak main main dan tidak boleh dianggap sepele. Ingat dulu, ada kelompok yang dibentak keras oleh seorang romo karena mereka kedapatan tengah mengobrol saat didarasakan Doa Syukur Agung.
Pentingnya “Doa Syukur Agung”
Mengapa romo itu sampai marah?
Itu karena Doa Syukur Agung adalah inti dari misa, ekaristi, komuni dan sakramen itu sendiri. “Tanpa mengikuti Doa Syukur Agung, sebaiknya tidak menyambut Komuni. Apalagi begitu saja langsung menyambut komuni, setelah sebelumnya asyik mengobrol ria atau malah merokok dan main bb di luar gereja,” kata Sang Romo.
Yang tidak kalah pentingnya dari Doa Syukur Agung adalah Ibadat Sabda yaitu mulai dari Bacaan Pertama, Kedua, Injil dan Kotbah. Hal ini dapat juga diartikan sebagai Roti Kehidupan atau Santapan Rohani. “Akulah Roti Kehidupan yang turun dari Surga, barangsiapa makan tidak akan lapar lagi, sebab dagingKu sungguh sunggguh makanan dan darahKu sungguh sungguh minuman,” terang Sang Romo.
Untuk membaca, menyimak, memahami, meresapi dan melaksanakan, mengamalkan Sabda Tuhan perlu waktu merenungkan tema misa pada hari itu. Hal ini dilakukan umat sebelum misa dimulai dengan datang lebih awal, mempersiapkan diri dan hati, membaca tema dan berdoa untuk mendapatkan terang Roh Kudus.
“Jadi kok bisa-bisanya terlambat ya? No time and no reason for that. God Bless You,” kata Sang Romo lagi. (Selesai)
“Datang terlambat mengganggu umat, pulang cepat tdk hormat”, Sedikit sharing : Bapak saya almarhum bila mengikuti Misa Kudus selalu setengah jam sebelum mulai harus sudah datang, karena pasti doa persiapan terlebih dahulu dan sisanya untuk doa Rosario.Mungkin, bagi umat jaman sekarang hal yg diperbuat bapak terlalu konservatif atau kolot. Saya,merasakan saat ini ternyata memang yg diperbuat bapak adalah yg mestinya dilakukan. Apalagi setelah saya sering melihat anak muda malah berBB atau sms ria kala Misa berlangsung, dgn hpnya di silent.Padahal selama berkat pembuka dan penutup adalah sebuah rangkaian doa, yg tentunya diperlukan kekhidmatan. Namun hal itu sering sj dilanggar, apa mungkin krn tdk mengerti? Semoga datang ke Gereja bukan hanya kebutuhan semata namun juga merupakan kewajiban. Siapa sih yg sdh tdk butuh SAKRAMEN MAHAKUDUS?
Datang terlambat mengikuti Misa menjadi pertanda bahwa dia mengabaikan waktu untuk Tuhan. Kalau untuk Tuhan yang telah memberinya waktu dan kehidupan baginya saja dia tak mau mengutamakan , apalagi untuk hal2 lainnya.
entah sadar atau tidak mereka itu tidak punya rasa takut pada TUHAN.
Memang kita gak perlu takut sama Tuhan tp kita sayang & cintai sama Tuhan.
ngga tua, ngga muda, orang katolik sekarang banyak yg GA BERKUALITAS, suka main hp+ngobrol saat misa, bukan hanya umat, tatib juga begitu,sungguh MEMALUKAN.Tapi itulah yg saya alami gi Gereja Santo Paulus Kleco Surakarta.
Maafkan saya jika dibulan Februari 2012 saya pernah mempelototi bpk-ibu petugas tatib karena mereka ngobrol saat misa dimulai
Maafkan saya juga jika dibulan April 2012 saya menegur seorang ibu yang menerima telp didepan Patung Bunda Maria ( Tempat Doa ) di Goa Maria Mojosongo Surakarta
menanggapi apa yang disampaikan mas Henri, …..disadari atau tidak tata tertib yang bertugas membantu ketertiban….malah sering kali tidak tertib, sehingga malah mengganggu umat
Sekedar mengingatkan, janganlah ketaatan akan aturan/seremonial menjadi alasan untuk mengabaikan ajaran Yesus tentang Cinta Kasih. Sadar tidak sadar kita seringkali menghakimi orang lain dengan semena-mena. Sering kita dalam suatu perayaan ekaristi, hati dan pikiran kita dipenuhi dengan kebencian terhadap perilaku orang lain. Kalau mau jujur, dengan berbuat begitu kita juga sudah mengabaikan perayaan ekaristi yang sedang berlangsung. Apakah pantas menyambut KOMUNI dengan hati yang dipenuhi dengan amarah ?
GBU.
Bijak sekali pak Paulus, saya sangat setuju sekali dengan bapak.. Tegurlah dengan landasan kasih, bukan dengan karena kita merasa lebih baik dan lebih “teratur”.. dengan kita marah itu mencerminkan kita belum tentu lebih baik daripada mereka yang kita marahi 🙂
untuk satu jam atau lebih lamanya selama ibadat ekaristi berlangsung, tidak bisakah kita meninggalkan hal-hal yang bersifat duniawi, misal ngobrol, terima telpon, sms an dsb? Bukankah waktu satu jam tidaklah lama dibanding 24 jam dalam sehari dan 168 jam seminggu, kenapa kita tak bisa meluangkan waktu? Saya dan istri sering diprotes ketika di telpon seseorang dan tidak saya angkat, yaitu ketika misa berlangsung….. kenapa? karena saya dan istri tidak pernah membawa ha pe ketika pergi kegereja?
Menjadi Katolik harus menjaga kualitas diri sendiri,tidak mudah menjadi seorang katolik… Setiap pribadi wajib menghormati Ekaristti…
saat Ekaristi hanya dianggap sebagai kewajiban saja, maka orang tersebut tentu sulit untuk mamaknai inti dari Ekaristi itu untuk hidupnya. tapi saat Ekaristi menjadi sebuah kerinduan akan persatuan dengan Tuhan barulah kita dapat memaknainya dengan baik. mari kita sukseskan Tahun Ekaristi dengan memberi contoh yang baik kepada saudara2 kita yang lain.
Datang misa telat karena alasan teknis masih bisa dimaklumi, yang sulit dimaklumi adalah langsung pulang sehabis menerima komuni dan tetap berkomunikasi dengan dunia di luar via perangkat komunikasi.
Dibutuhkan edukasi umat untuk menghormati jamuan misa.
saya cuman menyarankan untuk kita2 bahwa mari kita merefleksi diri, sudah pantaskah kita menyambut tubuh dan darah kristus???
alangkah bijaksananya kita masuk sebelum ekaristi dimulai akan tetapi jika terlambat sebaiknya sebelum kemuliaan, jika sudah kemulaian alangkah baiknya jangan mengikuti ekaristi….. hormati ekaristi doong… whoooooi
Tambah lagi : Ada aturan saja dilanggar apalagi tdk ada, belajar saja kadangkala nilai tdk baik apalagi tidak belajar. Diwajibkan ke Gereja karena memang perintah Gereja saja kadangkala tdk ke Gereja apalagi tdk diwajibkan. Lalu mana yg benar ? Apakah tdk diwajibkan, ya coret saja 5 perintah Gerejanya, kemudian coret juga aturannya, supaya tdk pakai aturan, dan nggak usah belajar utk mendapatkan nilai, kalau memang mengganggu. Biarkan saja tdk usah ditegur kalau ada yg telpon atau ber-BB atau smsan, toh tdk ada aturan. Gak perlu pakai marah2 krn khan masing-masing py kepentingan dan itu hak masing-masing. Begitukah yg benar ? Yg penting ke Gereja itu kebutuhan bukan kewajiban, jadi kalau sudah kenyang rohaninya nggak perlu lagi ke Gereja krn tdk dibutuhkan lagi. Kayaknya begitu yg diminta banyak umat he he he….ya memang lebih enak ketoke ya…yak-ee kuwi sing bener he he he
janganlah kita saling menghakimi.
jangan merasa lebih benar dari orang lain.
Masih banyak umat Katolik yg belum mengerti dan belum memahami benar akan arti ke gereja mengikuti perayaan Ekaristi itu kudu piye ?…seperti halnya yg pernah kualami…dalam satu hari itu ada acara 3 macam yg berturut-turut harus kuhadiri..terakhir adalah misa arwah di tempat sahabatku, karena pas datang Romo lagi homili…maka aq sudah memutuskan tidak akan menerima KOMUNI. Tetapi…setelah kedatanganku yg sudah telat…kemudian ada juga teman-temanku yg lain yg hadir telat karena sama dengan aq sebelumnya kami menghadiri acara yg lain.
Mereka satu lingkungan yg pada telat…termasuk Ketua Lingkungan..dan apa yg terjadi ? aq melihat mereka pas sambut komuni pada maju kedepan menerima hosti….ketua lingkungannya y juga maju, aq ini y juga ketua lingkungan tapi y aq ngerti n paham bahwa hal tersebut y tidak boleh…sehingga ketika itu aq hanya bisa terdiam. Apakah layak kemudian aq menegur n memberitahu mereka bahwa hal tersebut tidak benar ?…rasa-rasanya kok aq agak sungkan karena kebanyakan mereka adalah yg usianya diatas diriku…senior-senior ku
Yang benar memang Tuhan saja yg menegur, karena kalau manusia yg menegur, manusia itu belum tentu benar. Manusia itu lemah dan bodoh,tidak sempurna dan sering tidak taat….Jadi memang benar jangan saling menghakimi, yg punya hak menghakimi itu hanya Tuhan….Setuju banget he he he. Jangan sok suci, sok saleh, sok taat…karena manusia itu sering menipu dan bohong….urusi saja diri sendiri dulu sebelum bersih, jangan urusi orang lain…siip markosip setuju !!
Orang Katolik memang banyak yg sembrono, tidak bisa menempatkan diri dimana dan untuk apa dia bereada di gereja. Saya tidak merasa yg paling benar, namun setidaknya kita saling mengingatkan bahwa ke gereja utk bertemu dan bercakap-cakap dengan Tuhan, karena itu pantaslah kalau kita mengenyampingkan sejenak urusan duniawi. Memang, kita diajarkan untuk hidup sederhana tapi tdak berarti ke gereja mesti pakai kaos oblong dan sendal jepit. Mengapa kalau kita ke tempat perkawinan harus pakai pakaian terbagus tapi ke Gereja tidak seperti itu ? Saya memang bukan orang paling benar, tapi saya sering kesal melihat orang-orang yang berada dekat dengan altar seperti misdinar dan kelompok koor yang justru bersikap yang tidak mestinya dilakukan. Misdinar sering celengak celenguk, orang-orang di koor yang asyik ngobrol padahal mereka seharusnya jadi contoh buat umat dihadapnnya.