SEMALAMAN Petrus dan teman-temannya bekerja keras mencari ikan. Hasilnya nihil. Pagi harinya, dalam suasana kecewa mereka membersihkan jala. Sementara itu, perahunya yang ditambatkan di pantai digoyang ombak kecil pagi hari; bak ikut merasakan rasa kecewa mereka
Tetiba Yesus yang berdiri di pantai ingin naik perahu Simon serta meminta agar dijauhkan sedikit dari pantai. Dia mulai mengajar orang banyak yang barangkali sedang antri mau membeli ikan.
Apa yang Yesus ajarkan? Tak diketahui. Namun setelah itu, Yesus menyuruh Petrus menebarkan jalanya ke tempat yang dalam. Kendati hatinya ragu, Petrus kemudian melakukannya.
Menakjubkan, mereka menangkap banyak ikan. Lalu Petrus berkata kepada Yesus, “Tuhan, tinggalkanlah aku, karena aku ini orang berdosa.” (Lukas 5: 8).
Dia berkata demikian, karena sebelumnya dia kurang percaya akan yang Yesus perintahkan.
Menarik, Yesus tidak meninggalkan mereka. Sebaliknya, Dia menarik dan mengubah Petrus dan kawan-kawannya menjadi penjala manusia. Mereka pun meninggalkan ikan, jala, dan perahunya, lalu mengikuti Yesus (Lukas 5: 11).
Petrus dan teman-temannya semula tidak percaya akan ajaran-Nya. Perintah-Nya pun dia ragukan. Mukjizat penangkapan ikan itu menggarisbawahi kata-kata Yesus. Yang diajarkan dan dikatakan memang penuh wibawa.
Satu, kata dan perbuatan. Karena itu, mempunyai daya transformatif yang kuat dan besar.
Itu nyata dari yang terjadi sesudahnya. Petrus dan kawan-kawannya bukan hanya percaya kepada-Nya, melainkan meninggalkan semua jala, perahu, dan ikan yang ditangkap, lalu mengikuti Yesus.
Singkatnya, mereka mengalami daya transformatif dari sabda dan tindakan Yesus. Keduanya menyatu dan membuat ajaran Yesus amat meyakinkan. Orang yang percaya kepada-Nya akan mengalami daya transformatif itu.
Diubah dari penjala ikan menjadi penjala manusia. Apakah aku percaya kepada-Nya dan ingin mengalami daya transformatifnya?
Kamis, 1 September 2022