Puncta 01 November 2024
Hari Raya Semua Orang Kudus
Matius 5: 1-12a
SABDA Bahagia yang diajarkan Yesus sering disebut sebagai Kotbah di Bukit. Memang itu dilakukan Yesus di atas bukit atau tempat yang tinggi.
Hal ini mengingatkan para pembaca Injil yang adalah kebanyakan orang Yahudi untuk mengenang peristiwa Musa menerima Taurat di Gunung Sinai.
Seperti kalau kita berziarah ke Gua Maria, kita tidak hanya datang ke Sendangsono, Sendangsriningsih, Kerep atau Puhsarang, tetapi kita mengingat kembali peristiwa mukjizat-mukjizat yang terjadi di Lourdes atau Fatima. Kita berharap mendapat rahmat yang sama dari Tuhan melalui doa dan ziarah itu.
Bagi umat Israel, Taurat berisi pedoman, petunjuk, tatacara ibadat, hukum yang bila dijalani dengan baik akan membuat mereka menjadi dekat pada Tuhan dan menjadi umat yang diselamatkan-Nya.
Dalam konteks ini Yesus sedang menjalankan peran kenabian-Nya sebagai Musa Baru yang mengajarkan Hukum Kasih kepada semua orang. Bila kita menjalankan hukum Yesus maka kita akan menjadi selamat.
Memang ada bedanya juga antara Musa dan Yesus. Di puncak Sinai Musa menerima Taurat dari Tuhan. Umat berada jauh di kaki gunung. Allah terasa sangat jauh dari umat.
Sedang di puncak bukit, Yesus mengajar di dekat umat-Nya. Allah terasa dekat dengan manusia. Inilah pengalaman transendensi dan imanensi Allah dengan manusia.
Musa adalah nabi yang menyampaikan hukum Allah. Yesus adalah Firman Allah itu sendiri yang bersabda kepada manusia. Sabda Bahagia adalah jalan menuju pada keselamatan hidup.
Sabda Bahagia itu adalah sebuah ajakan untuk hidup sesuai dengan jalan Tuhan. Jika kita berani dan ikhlas menjalankannya, niscaya kita akan sampai pada keselamatan yaitu Kerajaan Bapa.
Memang Sabda Bahagia itu berlawanan dengan tolok ukur kebahagiaan yang ditawarkan dunia.
Berbahagialah orang yang miskin, orang yang berdukacita, orang yang lemah lembut, orang yang lapar dan haus akan kebenaran, berbahagialah orang yang dianiaya oleh karena kebenaran. Itulah semangat Allah yang mau menderita, turun menjadi manusia dan mati di salib demi menyelamatkan kita.
Siapkah kita mengikuti jalan delapan sabda bahagia itu agar bisa bersatu dengan Allah dalam kebahagiaan surgawi?
Tidak mudah itu bukan berarti tidak bisa diwujudkan. Kita bisa asal mau mengandalkan rahmat Tuhan.
Jalan jalan ke kota Grobogan,
Banyak lubang di tengah hutan.
Sabda Yesus jalan kebahagiaan,
Ikut Yesus sampai pada keselamatan.
Wonogiri, berkat Tuhan untuk anda semua
Rm. A. Joko Purwanto, Pr