Home BERITA Deni Iskandar, Anak Tukang Kopi Tanah Abang, Hepi Bisa Cium Tangan Paus...

Deni Iskandar, Anak Tukang Kopi Tanah Abang, Hepi Bisa Cium Tangan Paus Fransiskus

0
Ilustrasi: Deni Iskandar penerima beasiswa Yayasan Nostra Aetatte Vatikan mencium tangan Paus Fransiskus. (Ist).

NAMANYA Deni Iskandar. Ia berasal Pandeglang, Banten. Tanpa banyak liputan, pemuda berhasil bertemu Paus Fransiskus di Vatikan, Rabu tanggal 28 Juli 2023. Dan mencium tangan beliau.

Deni adalah anak penjual kopi di Pasar Kambing, Tanah Abang, Jakarta Pusat. Ibunya seorang single parent. Ia salah satu murid dari Abuya KH Ahmad Muhtadi bin Dimyathi al-Bantani, tokoh spiritual Muslim yang sangat disegani di Provinsi Banten.

Perjumpaan setelah kepulangan dari Vatikan antara murid (Deni Iskandar) dan gurunya (Abuya KH Ahmad Muhtadi Dimyathi al-Bantani).

Kesempatan bertemu Paus dimungkinkan karena Deni adalah penerima beasiswa Yayasan Nostra Aetate Vatikan untuk Studi Hubungan Antar Agama. Akhir Juni 2023 lalu beasiswa itu sudah tergenapi. Sesuatu yang sangat luar biasa.

Babkan, kesederhanaan dan kepolosan hatinya membawanya mendapat tawaran beasiswa dari Universitas Kepausan St. THomas Aquinas, Angelicum, Roma. Sangat luar biasa.

Simak perbincangan Deni Iskandar dengan Pater Markus Solo Kewuta SVD bagaimana dia menerima beasiswa kuliah satu semester di Kota Roma di sini: https://www.youtube.com/watch?v=nV9gnPT2agI

Tidak mudah mendapatkan beasiswa untuk studi di Perguruan Tinggi milik Kepausan di Roma. Bagi seseorang seperti Deni Iskandar, itu hanya mimpi apalagi di Universitas Kepausan seperti di Angelicum. Sepertinya mudah tinggal melangkah dan bersekolah… tapi ternyata tidak mudah. Karena banyak kendala; terutama kebutuhan hidup serta tempat tinggal di Italia.

Namun saat berjumpa dengannya, Paus Fransiskus berkata kepada Deni, Bene, Futuro d Indoneziana… Nah.. Masa Depan Indonesia.

Deni Iskandar bersama Romo Leo Mali Pr dan Sr. Fransiska CP.

Ia tidak memiliki apa-apa; termasuk uang saku, Bahkan untuk mendapatkan fotonya bersama Paus Fransiskus di studio Vatikan, seorang suster dari Kongregasi Passionis yakni Sr. Fransiska CP – seorang sahabat dan sekaligus “ibu angkat” yang menebus foto itu.

Foto itu baru terkirim dua bulan setelah perjumpaannya dengan Paus Fransiskus.

Ketika akhir Januari 2023 berangkat ke Roma, beberapa orang ikut urunan untuk membantunya bisa berangkat. Dari sepatu hingga jaket musim dingin semua didapat dari orang-orang yang mencintainya.

Bahkan konon, Uskup Agung Jakarta, Kardinal Ignatius Suharyo memberikan uang saku untuk naik taksi dari bandara ke penginepannya.

Deni Iskandar bersama para imam, suster, asal Indonesia yang berada di Roma. (Ist)

Bisa bertemu bahkan bertegur sapa dengan Paus Fransiskus di Basilika Santo Petrus, Vatikan tentu sangat membahagiakan bagi Alumni Fakultas Ushuluddin, Jurusan Studi Agama-Agama UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta.

Anggota Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) dan aktivis Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) itu mengatakan, dirinya tidak menyangka bisa bertegur sapa dengan Pimpinan Gereja Katolik Dunia sekaligus Kepala Negara Vatikan: Paus Fransiskus.

“Sangat senang sekali saya, bisa bersalaman dan bertegur sapa dengan Yang Mulia Paus Fransiskus. Apalagi kan kemarin itu duduknya di bangku paling depan. Tentu ini adalah sebuah kehormatan,” kata Deni, saat ditemui pada acara pelantikan Dewan Pengurus Daerah Ikatan Keluarga Alumni Lembaga Ketahanan Nasional (IKAL Lemhannas) Banten, akhir Juli lalu.

Menurut Deni, Paus Fransiskus sebagai Kepala Negara Vatikan dan Pemimpin Gereja Katolik Dunia, adalah sosok yang humble dan punya komitmen yang tinggi dalam membangun perdamaian dunia.

Ia menjelaskan bahwa pertemuan dirinya dengan Paus Fransiskus dalam rangka silaturahmi sekaligus laporan atas selesainya studi di Nostra Aetate Fondation Disastery Interreligous Dialogue, Vatikan.

Deni Iskandar saat ikut audiensi umum dengan Paus Fransiskus. (Ist)

“Jadi dalam pertemuan itu, saya silaturahmi dengan Yang Mulia Paus Fransiskus, kemudian juga laporan bahwa saya sudah beres menyelesaikan studi, baik itu belajar di Pontifica Universita St Thomas Aquinas-Angelicum, di Pontifica Universita Gregoriana, maupun di Nostra Aetate,” terang Deni.

Pemuda dengan panggilan akrab Bung Goler itu menjelaskan bahwa dirinya juga merayu Paus Fransiskus untuk berkenan datang ke Indonesia dan juga meminta mendoakan Indonesia agar menjadi negara yang kuat, maju dan damai.

“Dalam pertemuan itu saya juga bilang bahwa, jika ada waktu Santo Padre Fransiskus harus datang ke Indonesia, kemudian juga saya bilang terima kasih telah memberikan saya beasiswa lewat Nostra Aetate Foundation, serta saya juga bilang, doakan saya dan Indonesia. Kemudian Paus Fransiskus bilang: Iya,” jelasnya.

Satu-satunya penerima beasiswa Nostra Aetate dari UIN

Seperti diketahui, Deni Iskandar adalah satu-satunya Alumni UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang secara resmi menerima beasiswa dari Nostra Aetate Foundation Disastery Interreligious Dialogue, Vatikan.

Selain Deni, juga ada mahasiswi dari Filipina yang mendapatkan beasiswa yang sama.

Ia mengaku pada awalnya ia ditawari lanjut studi oleh seorang pastor bernama Michael Endro, Putut Prabantoro, Melki Laka Lena, serta Paulus Tasik Galle, Alumni UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta. Kemudian juga direkomendasikan oleh Uskup Agung Jakarta Ignatius Kardinal Suharyo, dengan Uskup Sufragan Bogor, Mgr Paskalis Bruno Syukur. OFM.

“Untuk saat ini baru saya yang studi di Kampus Dewan Kepuasan milik Vatikan di Kota Roma ini. Insya Allah setelah saya pasti akan ada lagi dari UIN Jakarta. Kita berdoa aja. Kemudian saya sangat berterima kasih tentunya kepada Bang Melki Laka Lena, Pak Putut Prabantoro, Pak Paulus Tasik Galle, serta Romo Endro, romo andalan saya. J

uga kepada Bapak Kardinal dan Bapak Uskup Bogor,” katanya. Ia menyebut beberapa nama di Roma yang membantunya beradaptasi termasuk Romo Suhermanto dari Lampung, Romo Leo Mali yang baru saja meraih gelar doktor bidang filsafat di Roma, Romo Paul Hale SSCC yang sedang studi di Roma, Romo YB Rosaryanto OSC dan tentu Romo Markus Solo Kewuta SVD.

Deni Iskandar menyapa dari dekat Paus Fransiskus. (Ist)

Dunia harus berdamai
Deni menjelaskan bahwa, dirinya tertarik untuk melanjutkan studi tentang Gereja Katolik dan Dialog Lintas Agama di Vatikan.

Ia menilai bahwa, Gereja Katolik pasca Konsili Vatikan II menjadi lebih moderat, terbuka dan progresif, terlebih dalam hal memajukan dialog lintas agama dengan spirit hidup bersama, secara praktis.

Deni mengaku bahwa dirinya sudah mendapat beasiswa studi lanjut dari Pontifical University (Universitas Kepausan) Saint Thomas Aquinas “Angelicum” di Roma.

Namun, studi lanjut tersebut belum dapat ia realisasikan karena kendala biaya hidup dan penginapan atau tempat tinggal.

“Jadi memang harus kita akui bahwa, Gereja Katolik itu pasca Konsili Vatikan II ini lebih terbuka dan progresif. Terlebih dalam hal memajukan dialog lintas agama, dengan semangat living together itu,” katanya

“Ada banyak dokumen maupun ensiklik Gereja Katolik yang bicara tentang konsep dialog lintas agama, yang terbaru adalah Dokumen Human Fraternity. Itu adalah dokumen apostolik Paus Fransiskus saat bersilaturahmi dengan Grand Syekh Tayyeb, Imam besar al-Azhar di Abu Dhabi.

Paus Fransiskus dan Imam Besar Al Azhar Ahmed el-Tayeb by Vatican News.

Menurut Deni, saat ini alam berubah dan berdampak pada tatanan dunia yang juga sudah berubah. Tantangan semua umat manusia, bukan lagi perang antaragama maupun saling hujat dan saling membenci satu sama lain atas nama agama.

Lebih dari itu, tantangan pemeluk agama saat ini adalah kemiskinan, kesehatan global, perubahan iklim dan korupsi, yang itu sifatnya merugikan banyak orang.

“Kita semua harus sadar bahwa, saat ini tatanan dunia sudah berubah, musuh kita bukan lagi antar pemeluk agama.

Musuh nyata agama adalah kemiskinan, kesenjangan, perubahan iklim, kesehatan global juga perubahan iklim.

Nah oleh karena itu, semua pemeluk agama itu harus bahu membahu menyelesaikan persoalan itu. Terlebih Islam dan Gereja Katolik, itu jelas punya tanggungjawab, terlebih saat ini sudah ada dokumen Human Fraternity itu kan, jadi standing-nya sudah jelas,” tegasnya.

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version