Bacaan 1: Ibr 6:10-20
Injil: Mrk 2:23-28
Memaafkan dan bersikap sabar terhadap orang yang “dianggap” ingkar janji adalah sebuah tantangan besar dan sungguh tidak mudah. Namun benarkah ia ingkar janji atau sebenarnya kamu yang tidak sabar menanti janji itu.
Diperlukan sebuah kedewasaan untuk menyikapinya.
Merasa diingkari memang terasa menyakitkan namun ketidaksabaran dalam menanti sebuah janji juga merupakan suatu kesalahan.
Ketika lulus kuliah saya sangat ingin bekerja di sebuah perusahaan besar yang saya idamkan. Saya baru mendapatkannya sekitar 16 tahun kemudian, itupun ternyata hanya saya jalani selama tiga tahun saja.
Saya memaknai bahwa mungkin perusahaan itu tidak cocok untukku dan Tuhan pun sekedar ingin menunjukkannya padaku.
Selama puluhan tahun Abraham harus menantikan janji Tuhan untuk mendapatkan keturunan dan sebagai bapa bangsa besar. Abraham tetap sabar karena percaya bahwa Tuhan pasti akan memberikan apa yang telah dijanjikan-Nya.
“Sesungguhnya Aku akan memberkati engkau berlimpah-limpah dan akan membuat engkau sangat banyak.”
Demikian janji-Nya kepada Abraham.
Abraham menanti dengan sabar dan dengan demikian ia memperoleh apa yang dijanjikan kepadanya.
Banyak orang kecewa pada Tuhan karena merasa apa yang diinginkannya tidak kunjung dikabulkan. Bahkan ada yang lalu meninggalkan-Nya, murtad.
Menantikan janji Allah memang perlu iman yang dewasa. Mengimani Allah bukan karena sesuai selera namun mau dengan iklas dibentuk oleh-Nya.
Dewasa dalam iman juga berarti mampu memahami kehendak-Nya. Melaksanakan perintah agama tidak secara membabi buta namun karena didasari oleh kasih-Nya.
Dalam agama memang banyak aturan, namun aturan itu dibuat demi kebaikan manusia dan bukan manusia untuk aturan. Demikian Tuhan Yesus menyindir orang-orang Farisi yang menegur para murid-Nya karena melanggar aturan agama Yahudi.
“Hari Sabat diadakan untuk manusia dan bukan manusia untuk hari Sabat, jadi Anak Manusia adalah juga Tuhan atas hari Sabat.”
Pesan hari ini
Dalam kehidupan beragama, perlu kedewasaan iman terutama saat menantikan janji Tuhan seperti Abraham. Jangan membuat jalan pintas yang pasti tak seindah apa yang Tuhan janjikan padamu.
Melaksanakan perintah agama berdasarkan kasih dan bukan karena kewajiban membabi buta.
“Janji Tuhan itu seperti bintang: makin gelap malam makin terang mereka bersinar.”
aku mau nanya gimana sih cara mendekati tuhan..dlm doa