SEKALIPUN tidak tepat benar, barangkali hal ini bisa dikategorikan sebagai semacam ‘kehebohan’ rohani, ketika di tlatah Keuskupan Surabaya, Jawa Timur, sepanjang hari-hari terakhir ini telah digelar acara prosesi mengusung replika patung Bunda Maria dari Fatima di beberapa tempat. Acara ini sejatinya digagas oleh International Pilgrim Virgin Statue (IPVS) –sebuah komunitas penggiat devosi kepada Bunda Maria Fatima—yang berbasis di Indiana, Amerika Serikat.
Sekali waktu, IPVS berkehendak ingin mengusung replika patung Bunda Maria Fatima ini dalam sebuah perjalanan panjang ke wilayah Asia Tenggara. Ketika gagasan ini muncul dan ditawarkan ke Indonesia, demikian penjelasan Inge dari Pusat Spiritualitas (Puspita) Keuskupan Surabaya menjawab Sesawi.Net pekan lalu, maka Mgr. Vincentius Sutikno selaku Uskup Keuskupan Surabaya menjadi pihak pertama di kalangan komunitas katolik di Indonesia yang sangat antusias mau menerima gagasan dan tawaran IPVS tersebut.
Jadilah, replika patung Bunda Maria Fatima itu akhirnya mendarat di Indonesia dan langsung dibawa ke Keuskupan Surabaya. Prosesi mengusung replika patung Bunda Maria Fatima ini sudah dimulai sejak 29 Mei 2016 lalu. Replika patung Bunda Maria Fatima ini kemudian dibawa kemana-mana di banyak paroki atau lokasi di tlatah Keuskupan Surabaya.
Tidak di tlatah KAJ
Warga umat katolik di tlatah Keuskupan Agung Jakarta segera menoleh ke Marian Centre Indonesia (MCI), sebuah komunitas devosional dan lembaga milik kaum awam katolik yang kebetulan berlokasi persis di depan Gereja Paroki Maria Bunda Karmel (MBK) di kawasan Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat.
Sejak pekan lalu, Redaksi Sesawi.Net mencoba mencari informasi mengenai kegiatan MCI dalam mendukung gerakan prosesi membawa patung Bunda Maria Fatima ini. Namun, jawaban dari MCI malah memberi anjuran agar konfirmasi dan keterangan lebih lanjut sebaiknya ditanyatakan kepada Puspita Keuskupan Surabaya.
Maka, sampailah Redaksi Sesawi.Net masuk dalam sebuah percakapan pendek dengan Inge, salah satu aktivis di Puspita Keuskupan Surabaya. Keterangan Inge juga amat singkat seperti di atas. Menurut Inge, gagasan membawa replika patung Bunda Maria Fatima ke beberapa lokasi dan paroki di tlatah Keuskupan Surabaya itu terjadi atas inisiatif IPVS yang kemudian direstui dan diberi “izin operasional” oleh Uskup Keuskupan Surabaya Mgr. Vincentius Sutikno Pr sebagai pemimpin otoritas gerejani di Keuskupan tersebut.
Edaran MCI
Sebuah edaran singkat beberapa pekan lalu juga sudah dirilis oleh Direktur MCI Romo Stefanus Buyung Florianus O’Carm. Dokumen ini dirilis pada 23 Mei 2016 dan ditandatangani oleh Romo Buyung lengkap dengan logo dan alamat kantor MCI.
Intinya, dokumen rilisan keluaran MCI ini menerangkan beberapa hal pokok sebagai berikut:
- Kedatangan patung Peziarah International Maria Fatima (IPVS) ini merupakan duplikat dari patung Maria di Fatima, Portugal.
- “Bunda Maria” yang mengunjungi Indonesia dalam wujud fisik replika patung Maria Fatima IPVS ini adalah “Bunda Maria” sama yang wujudnya sering terekpresikan secara fisik melalui bentuk patung Maria yang selama ini kita miliki.
- Kedatangan replika patung Maria Fatima (IPVS) ke tlatah KAJ ini hanya dalam rangka kebutuhan internal komunitas MCI dan bukan untuk konsumsi publik.
- Informasi lebih detil mengenai gerakan ini bisa diperoleh langsung ke Kantor MCI.
Pantesan saja, ketika hal ini ditanyakan kepada beberapa pastor senior di KAJ, baik Jesuit maupun diosesan KAJ, mereka mengaku tidak terlalu banyak tahu mengenai acara ‘internal’ MCI yang berbasis tak jauh dari Gereja Paroki MBK di kawasan Tomang, Kebon Jeruk, Jakarta Barat ini.
Romo Sridanto Nataatmaka Pr, Ketua Komisi Liturgi KAJ sekaligus pastor rekan di Paroki St. Laurentius Alam Sutera, misalnya, mengaku tidak terlalu banyak tahu mengenai aktivitas ini. “Sebaiknya ditanyakan langsung ke MCI saja,” ungkapnya.
Sama halnya dengan Romo Roy Djakarya Pr, mantan Bendahara KAJ yang kini berkarya di lingkungan KWI. Menurut dia, acara ini bersifat internal semata di kalangan komunitas MCI.
Bukan lembaga (milik) Gereja
MCI itu sendiri bukan merupakan sebuah lembaga (milik) gereja dan juga bukan milik Paroki MBK, melainkan hanyalah sebuah komunitas awam katolik yang punya devosi kepada Bunda Maria.
Menurut keterangan MCI menjawab Sesawi.Net pada hari Senin tanggal 6 Juni 2016 ini, rencana IPVS membawa replika patung Maria Fatima ke KAJ hanya akan terjadi di MCI. Itu akan berlangsung pada tanggal 14-15 Juni mendatang.
Kalau pun akhirnya akan ada misa untuk keperluan tersebut, maka Paroki MBK sifatnya hanya memfasilitas kebutuhan MCI untuk pergelaran devosi kepada Bunda Maria Fatima. “Hingga kini belum jelas pada pukul berapa misa khusus itu akan berlangsung di Gereja Paroki MBK pekan depan,” kata petugas operator di Kantor MCI.
Menjawab pertanyaan Sesawi.Net Senin petang ini, Administrator Keuskupan Agung Semarang Romo FX Sukedar Wignyasmarta Pr menjelaskan kebijakan pastoral di KAS. Ketika gagasan dan tawaran IPVS itu dikomunikasikan kepada Dewan Pastoral KAS, maka Romo Sukendar Pr dalam kapasitasnya sebagai Administrator Keuskupan Agung Semarang lalu memberi kesempatan kepada paroki-paroki di KAS yang berlindung pada Santa Perawan Maria Fatima untuk mempertimbangkan tawaran tersebut.
“Hasilnya hanya satu yakni Gereja Paroki Maria Fatima di Magelang. Nanti, prosesi itu akan berlangsung di Magelang hanya pada tanggal 22 Juni 2016 saja,” ungkap pastor diosesan alumnus Seminari Mertoyudan tahun masuk 1980 ini.
Menanggapi Artikel Berita yang anda tulis. Alangkah amat disayangkan anda berani menulis Nama seseorang dan nama Komunitas TANPA IJIN TERLEBIH DAHULU pada yang bersangkutan. Profesi anda amat kami hargai karena itu suatu langkah pewartaan yang mulia, Tapi hendaknya Etika pewartaan anda pegang teguh setia pada iman Katolik kita. Apalagi tulisan anda justru cuman memancing SENSASI ROHANI. Kiranya baik PENULIS maupun PEMBACA website ini berdoa memohon ampun pada Bunda Maria dan Tuhan Yesus Puteranya. Devosi Bunda Maria semata hanya menghantar kita umat katolik semakin mencintai Tuhan Yesus Kristus secara benar.
Pak Matias Hariyadi, pada saat saya menanggapi tulisan ini sekaligus saya sudah memohon KERAHIMAN TUHAN untuk anda pribadi. Harapan saya, anda menyadari bahwa anda TIDAK PERNAH berjumpa dengan saya tetapi BERANI menulis nama pribadi dan nama komunitas. Wawancara terselubung itu apakah dibenarkan oleh IMAN KATOLIK kita ? Bunda Maria, doakanlah kami yang berdosa ini. Amin
Mohon maaf atas kealpaan kami menyampaikan informasi bahwa saya adalah dari Sesawi.Net.
Pertanyaan saya kepada Ibu dilatarbelakangi oleh banyak pertanyaan dari umat KAJ mengenai event tersebut di KAJ: apakah ada atau tidak?
Jadi apakah umat awam bisa ikut hadir pada tanggal tersebut?