RUMAH merupakan kebutuhan pokok ketiga setelah makanan dan pakaian. Semua orang membutuhkan rumah. Masyarakat modern, terutama yang di perkotaan amat merasakan perlunya rumah. Di sana, rumah bukan saja mahal, tetapi barangnya pun sering tidak tersedia. Untuk mendapatkannya orang mesti antri bertahun-tahun.
Pada zaman dahulu, suku nomaden tidak tinggal di rumah, tetapi dalam kemah. Mereka berpindah-pindah, karena harus hidup mengembara. Demikian pula bangsa Israel ketika berjalan keluar dari Mesir menuju Tanah Terjanji; mereka tinggal dalam kemah. Tabut Perjanjian Tuhan pun tinggal dalam kemah.
Ketika sudah tinggal dalam rumah kayu aras, Raja Daud melihat Tabut Perjanjian masih di dalam kemah. Tentu, itu tidak layak. Karenanya, dia ingin membangun rumah untuk Tabut Perjanjian itu. Namun, melalui nabi Natan, Tuhan bersabda bahwa Dialah yang telah membangun rumah bagi raja Daud dan Kerajaannya. Tuhanlah yang menyediakan rumah bagi Daud.
Injil pada hari ini (Lukas 1:26-38) berbicara tentang rumah baru bagi tabut Allah. Rumah itu adalah Santa Perawan Maria dari desa Nasaret. Di dalam dialah Tuhan berkenan hadir. Hal itu tampak dalam kata-kata malaikat Gabriel kepada Maria yang merupakan pengulangan dari kitab dalam Perjanjian Lama (2 Samuel 7:12-14).
“Sesungguhnya engkau akan mengandung dan akan melahirkan seorang anak laki-laki, dan hendaklah engkau menamai Dia: Yesus. Ia akan menjadi besar dan akan disebut Putera Allah yang Maha Tinggi” (Lukas 1:31-32). Mengandung berarti menjadi rumah bagi manusia baru. Bukankah rahim adalah rumah setiap orang sebelum lahir di dunia ini?
Tuhanlah yang memilih Maria untuk menjadi rumah kediaman bagi Putera-Nya (Lukas 1:35). Maria menyediakan diri untuk menjadi rumah kediaman bagi Tuhan dengan berkata, “Sesungguhnya aku ini hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu” (Lukas 1:38). Itu ungkapan iman yang amat berani. Denise Levertov, penyair Amerika, mengungkapkan hal itu dalam puisinya Annunciation.
Pada Minggu Adven IV ini, Gereja mengajak umat untuk meneladan Bunda Maria yang menyediakan diri untuk menjadi tempat kediaman Sang Perjanjian Baru. Di dalam dialah, Yesus, perjanjian yang baru, berkenan tinggal. Maria mengandung Yesus yang kelahiran-Nya sedang kita nantikan dan segera datang
Allah berkenan hadir dalam diri seseorang. Sesungguhnya, setiap orang Kristen adalah rumah kediaman bagi Tuhan. Sadarkah kita bahwa Allah tinggal dalam diri kita? Sebagai hamba, seperti Santa Maria, siap dan beranikah kita menjadi tempat Tuhan berdiam?
Minggu, 24 Desember 2023
Alherwanta, O.Carm.