Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Dialog dari Hati ke Hati

Dialog dari Hati ke Hati

0
Ilustrasi - Ditegur dan kemudian marah. (Ist)

Puncta 14 Agustus 2024
PW. St. Maximillian Maria Kolbe
Matius 18: 15-20

MEDIA sosial sekarang ini seperti panggung sandiwara di mana orang bisa melihat aneka drama kehidupan. Kalau tidak hati-hati kita bisa menjebloskan orang ke dalam panggung yang sangat kejam.

Misalnya kalau kita mengunggah kejelekan dan keburukan orang lain. Kita akan terjebak menjadi pembunuh karakter seseorang.

Nama baik seseorang akan tercemar karena rasa benci, iri hati, cemburu, baperan, dan rasa tidak senang pada seseorang.

Dengan mengunggah keburukan seseorang di medsos, kita sudah mengadili tanpa prosedur dan menjatuhkan hukuman yang kejam dan tidak adil. Kalau anda diperlakukan seperti itu, bagaimana perasaan anda?

Yesus mengajarkan kepada kita bagimana tahap-tahap menyadarkan dan menasihati sesama yang bersalah.

  • Pertama, tegurlah dia di bawah empat mata.
  • Kedua, jika ia tidak mendengarkanmu, bawalah seorang atau dua orang lain sebagai saksi.
  • Ketiga, jika ia tidak mau mendengarkan, sampaikanlah soalnya kepada jemaat. Jika suara jemaat tidak didengarkan, pandanglah dia sebagai orang yang tidak mengenal Allah atau seorang pemungut cukai.

Janganlah kita mudah sekali menyebarkan kejelekan orang di media sosial. Mari kita kembangkan semangat dialog dari hati ke hati.

Jangan berdialog di media sosial, pasti tidak akan selesai masalahnya. Berbicaralah empat mata dengan menggunakan hati, pasti lebih adem, dan menentramkan hati.

Komunikasi hati dengan berbicara empat mata, apalagi disertai dengan doa, Tuhan akan hadir di dalamnya. Sebab Yesus berkata, “Di mana ada dua atau tiga orang berkumpul demi nama-Ku, Aku hadir di tengah-tengah mereka.”

Itu artinya, jika kita ada masalah, kita diajak bertemu dan berdialog dengan hati. Pertemuan dua orang menggunakan hati dan disertai dengan doa, berarti kita mengundang Tuhan hadir untuk membuka hati dan pikiran kita.

Di situ kita diajak saling mendengarkan suara Tuhan yang terbaik bagi kita. Semoga dialog menjadi cara bagaimana kita menyelesaikan masalah-masalah yang ada.

Jangan mudah mengadili orang di depan umum melalui media sosial. Utamakanlah dialog perasaan dan hati untuk saling memahami.

Banyak karnaval agustusan di jalan raya,
Jalanan macet tetapi semua bersuka cita.
Tidak ada manusia yang paling sempurna,
Bahkan Tuhan menghargai kelemahan yang hina dina.

Wonogiri, jangan suka menjelekkan orang, karena anda belum tentu baik, ya kan?
Rm. A. Joko Purwanto, Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version