Home BERITA Diberkati untuk Berbagi

Diberkati untuk Berbagi

0
Ilustrasi - Berbagi kasih dengan sesama di masa pandemi Covid-19. (Ist)

Kamis, 5 Mei 2022

  • Kis. 8:26-40.
  • Mzm. 66:8-9.16-17.20.
  • Yoh. 6:44-51.

HIDUP ini bisa berlangsung baik karena bisa berbagi. Dari kehidupan dan pengalaman keseharian kita, ternyata kita ini hidup melalui berbagi, bukan karena mengejar kepentingan diri sendiri.

Bahkan kesejahteraan dan kebahagiaan hidup ini dapat kita alami dan rasakan, karena kita rela dan memiliki semangat berbagi dengan orang lain.

“Kami perlu orang dengan golongan darah B, yang pernah terpapar covid, untuk dimintai donor plasma,” kata seorang ibu.

“Tadi di grup pewarta, ada anggota yang terpapar dan masuk ICU, dokter menyarankan untuk donor plasma,” lanjutnya.

“Jika cocok saya mau bantu, golongan darah saya B dan tiga bulan yang lalu terpapar covid,” sahut seorang bapak.

“Terima asih, bisakah hari ini juga ke PMI untuk cek darah, kalau bisa nanti atas nama pasien ini,” kata ibu itu sambil menyebut nama seorang pasien.

“Puji Tuhan, hasil pengecekan darah cocok dan memenuhi untuk donor plasma,” kata ibu itu.

“Besok dijadwalkan untuk donor plasmanya,” kata bapak itu.

“Pandemi menimbulkan ketakutan dan kesedihan serta keprihatinan, namun di balik itu kita dituntun untuk bisa berbagi harapan dan kehidupan,” kata bapak itu.

“Ini berkat yang Tuhan berikan kepada kita, dari tubuh kita ini, kita bisa berbagi harapan akan kesembuhan dan kehidupan,” sambungnya.

“Tuhan memberkatiku dengan memberikan kesembuhan dari covid, supaya saya berbagi rahmat kesembuhan bagi sesama, itulah yang saya pikirkan,” tegasnya.

“Semua itu karena kemurahan Tuhan dan sudah selayaknya saya dengan sukacita dan penuh syukur, berbagi kebaikan dan kemurahan Tuhan bagi sesama,” lanjutnya.

Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,

“Akulah roti hidup yang telah turun dari surga. Jikalau seorang makan dari roti ini, ia akan hidup selama-lamanya, dan roti yang Kuberikan itu ialah daging-Ku, yang akan Kuberikan untuk hidup dunia.”

Pengajaran Yesus tentang diri-Nya sebagai roti hidup berlanjut ke ajakan untuk percaya kepada-Nya dan jaminan akan kehidupan kekal.

Yesus tidak lagi berbicara mengenai roti sebagai sebuah kiasan tapi mengenai roti yang sungguh-sungguh yakni tubuh-Nya sendiri.

Tubuh-Nya akan Ia berikan supaya kita hidup selama-lamanya.

Tubuh-Nya yang akan Ia berikan ini menunjuk kepada kematian-Nya di Golgota. Sebab di Golgota itu Ia memberikan seluruh hidup-Nya sampai wafat.

Melalui perayaan Ekaristi kita rayakan dan kenangkan kurban keselamatan Kristus ini.

Bagaimana dengan diriku?

Apakah aku tergerak untuk berbagi kehidupan demi keselamatan sesama?

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version