Home BERITA Dihantui Rasa Bersalah

Dihantui Rasa Bersalah

0
Dihantui rasa bersalah

Bacaan 1:Im 25:1. 8-17

Injil: Mat 14:1-12

Sewaktu masih anak-anak, bersama teman-teman memiliki pengalaman yang tak bisa dilupakan hingga hari ini. Pengalaman itu adalah: mencuri mangga di kebun orang.

Sebelum manjat pohon, kami semua berdoa dulu (lucu ya mau mencuri kok berdoa dulu).

Kami dapat mangga banyak, lalu ramai-ramai kita makan di sebuah tempat di pinggir sungai. Rasanya waktu itu sangat nikmat sekali, namun hingga hari ini saya terus dibayang-bayangi kesalahan itu.

Raja Herodes, terus dibayang-bayangi kesalahan karena membunuh Yohanes Pembaptis.

Sebagai raja di wilayah Galilea, ia tetap memiliki kekuasaan meski menjadi pemimpin “boneka” dari Kerajaan Romawi. Sebagai pemimpin wilayah Galilea, ternyata ia tidak menggunakan kekuasaannya dengan bijak.

Herodes menunjukkan keserakahan nafsunya dengan mengambil Herodias istri saudaranya, menjadi istrinya. Kesalahan berikutnya Herodes adalah memenjarakan Yohanes Pembaptis, orang benar, hanya karena ia menegurnya dalam peristiwa Herodias itu.

Kesalahannya berlanjut, ketika ia memerintahkan untuk memenggal kepala Yohanes demi nafsu jahat istrinya.

Kesalahan-kesalahan itu terus menghantuinya, hingga menyebut Yesus sebagai Yohanes Pembaptis yang telah bangkit dari kematiannya. Ia tak bisa lepas dari bayang-bayang Yohanes Pembaptis.

“Inilah Yohanes Pembaptis; ia sudah bangkit dari antara orang mati dan itulah sebabnya kuasa-kuasa itu bekerja di dalam-Nya.”

Seseorang harus dibebaskan dari bayang-bayang kesalahan agar tidak dihantui, misalnya:

  • Tidak melakukan lagi kesalahan yang sama
  • Mengaku dosa

Terkait dengan pengampunan dan pembebasan kesalahan, dalam tradisi Yahudi kuno terdapat Hari Raya Yobel. Merupakan hari raya pendamaian, pembebasan kesalahan seseorang serta pengampunan, pembebasan budak dan tanah lahan.

Hari raya besar yang diadakan setiap lima puluh tahun sekali, dimana setiap orang harus pulang mudik ke tempat asalnya. Hari raya Yobel merupakan Hari Sabat ketujuh dalam tujuh tahun berturut-turut. Perayaan puncak dari siklus tujuh kali Tahun Sabat yang harus dikuduskan.

Pesan hari ini

Belajar dari masa lalu, jangan lakukan kesalahan yang sama, minta maaf dan mengaku dosa di hadapan pastur agar terlepas dari bayang-bayang kesalahanmu.

“Hiduplah untuk masa depanmu dan bukan untuk masa lalumu.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version