Puncta 21.01.24
Minggu Biasa III
Markus 1:14-20
PERTOBATAN itu dimulai dari diri sendiri dahulu. Tidak mungkinlah memaksa orang lain untuk bertobat, kalau dirinya sendiri tidak mengawali pertobatan. Sebagaimana Yunus yang menyadari kesalahannya di hadapan Tuhan, Ninive akhirnya bertobat.
Awalnya Yunus tidak mau disuruh Tuhan untuk mempertobatkan Ninive, kota besar yang penduduknya tidak bisa membedakan tangan kiri dengan tangan kanan. Menurut pandangan umum, demikian juga Yunus, Ninive harus dihukum.
Maka Yunus lari dari hadapan Tuhan ketika disuruh pergi ke Ninive. Ia naik kapal ke Tarsis. Di tengah samudera datanglah gelombang badai yang besar.
Yunus mengakui bahwa dirinyalah penyebab malapetaka itu. Yunus dilemparkan ke samudera dan dimakan ikan besar. Ia bertobat dan mengakui salah.
Ketika ia mewartakan pertobatan di Ninive, tidak diduga dan dinyana, seluruh Ninive melakukan puasa perkabungan. Mereka berbalik dari kedurjanaannya dan percaya kepada Allah.
Yesus juga datang mewartakan pertobatan. Ia berkata, “Saatnya sudah genap. Kerajaan Allah sudah dekat. Bertobatlah dan percayalah kepada Injil.”
Yesus memulai karya-Nya dengan mengikuti pembaptisan Yohanes. Baptisan Yohanes adalah baptisan pertobatan.
Dengan demikian Yesus menempatkan diri-Nya solider seperti orang-orang lain yang berdosa. Padahal Dia adalah Anak Allah yang tidak mungkin berdosa.
Kendati tidak berdosa tetapi Dia dibaptis oleh Yohanes. Yesus mau memberi teladan tentang kerendahan hati agar manusia selalu bertobat.
Kendati harus berjuang keras mengalahkan diri sendiri, akhirnya Yunus bertobat dan taat kepada kehendak Allah.
Demikian juga Yesus harus menanggalkan keallahan-Nya dan menjadi manusia untuk mewartakan pertobatan demi kesetiaan-Nya kepada Allah.
Tidak mudah untuk melakukan pertobatan diri sendiri. Kita sering merasa sudah baik dan benar. Kita merasa aman-aman saja.
Tetapi kenyataanya, kita sedang tidak baik-baik saja. Dibutuhkan sikap tobat dari diri sendiri.
Yunus disadarkan bahwa Allah itu Mahakasih. Allah selalu mengampuni bagi mereka yang datang untuk berubah. Ia tidak jadi menjatuhkan malapetaka kepada Ninive, karena mereka bertobat.
Marilah kita mulai dari diri kita sendiri, jika kita mau memperbaiki sekitar kita.
Naik sampan ke Pulau Bali.
Mampir dulu di Pulau Sumba.
Kalau kita mau perbaiki diri.
Dunia akan ikut baik juga.
Cawas, mulailah dari diri sendiri.
Rm. A. Joko Purwanto Pr