Puncta 07.0123
Sabtu Biasa Masa Natal
Yohanes 2: 1-12
SUATU kali saya misa di sebuah keluarga untuk ujub mendoakan arwah. Di tengah-tengah misa, saya mendengar orang-orang ribut di bagian belakang. Ketua lingkungan membisiki saya, “Romo, homilinya dibuat panjang ya, Romo banyak cerita saja.”
Usut punya usut ternyata undangan yang datang sangat banyak. Sedangkan tuan rumah hanya menyiapkan konsumsi terbatas. Intinya makanan yang disediakan sangat kurang.
Mereka ribut bagaimana mengatasinya.
Ibu-ibu yang ada di belakang ramai membicarakan masalah ini. Ada yang menyalahkan karena tidak disiapkan dengan teliti. Ada yang mempergunjingkan persiapan yang mendadak.
Ada juga yang “gerundelan” di belakang, karena tuan rumah mengundang banyak orang tanpa diperhitungkan.
Ada seorang ibu yang kebetulan punya catering. Dia langsung menyuruh anaknya untuk mengambil makanan di rumah yang sedianya untuk acara resepsi besok.
Anaknya segera bertindak. Ibu-ibu dikerahkan untuk kerja cepat dan akhirnya semua teratasi dengan baik. Tuan rumah tidak jadi malu, karena semua tamu bisa makan dan minum dengan puas.
Peristiwa dalam Injil hari ini berkisah tentang perjamuan di Kana. Maria dan Yesus hadir dalam pesta itu. Maria mengatahui kondisi di dapur. Anggur untuk pesta sudah habis.
Sedangkan tamu-tamu masih berdatangan silih berganti. Maria ambil inisiatif untuk minta Yesus berbuat sesuatu.
Yesus setengah menolak karena waktunya belum tiba. Tetapi Maria langsung minta para pelayan untuk mengikuti perintah Yesus.
Mereka disuruh mengisi tempayan dengan air. Saat itu juga Yesus membuat mukjizat mengubah air menjadi anggur.
Para tamu minum anggur terbaik sampai puas. Mereka heran bahwa tuan rumah masih tetap menyimpan anggur baik sampai pesta berakhir. Mereka tidak tahu bahwa anggur paling baik itu adalah karya Yesus.
Perjumpaan dengan Yesus selalu membawa perubahan hidup. Sebagaimana air diubah menjadi anggur, demikian juga hidup kita akan diubah jika kita mengikuti Yesus.
Air menjadi lambang hidup lama. Anggur menjadi simbol hidup yang diperbaharui.
Dalam ekaristi, air dan anggur yang dikonsekrir menjadi darah Kristus yang menyelamatkan kita. Inilah lambang sakramen gereja.
Ekaristi mengenangkan Kristus yang wafat di kayu salib. Tubuhnya ditusuk tombak dan keluarlah air dan darah yang menjadi lambang sakramen-sakramen Gereja.
Dari sakramen-sakramen itu kita diselamatkan Tuhan. Setiap kali menerima sakramen kita diperbaharui dalam Kristus.
Hendaknya kita bisa menjadi manusia-manusia baru, siap meninggalkan hidup lama (air) dan hidup secara baru (anggur) karena Kristus yang ada dalam diri kita.
Indahnya pagi dari gunung Lawu,
Matahari bersinar dengan cerahnya.
Dalam kristus ada kehidupan baru,
Jika kita menerima sakramen gereja.
Cawas, hidup selalu diperbaharui…