Selasa, 30 November 2021
Rm. 10:9-18.
Mzm.19:2-3.4-5.
Mat. 4:18-22
MENJADI murid dan pengikut Yesus mutlak perlu kesiapan hati untuk menyerahkan diri sepenuhnya kepada Yesus.
Kita selalu dipanggil untuk meninggalkan cara hidup dan kemudian lebih siap mengutamakan Yesus.
Jika kita sungguh-sungguh mengikut Yesus, kita harus siap menghadapi berbagai tantangan dan penderitaan, bahkan memikul salib
“Romo, saya sangat menyesal karena telah melukai hati anak-anakku. Anak-anak benar saya kecewakan, ketika saya mengungkapkan keinginan saya untuk menikah lagi setelah ibunya meninggal,” kata seorang bapak.
“Semua anakku menentang, khususnya yang paling bungsu,” ujarnya.
“Saya tahu bahwa mereka sangat mencintai ibunya, tetapi mereka sama sekali tidak mau tahu perasaanku,” lanjutnya.
“Mereka memang berusaha mengatur waktu untuk bisa menemaniku, tetapi waktu mereka sangat terbatas,” kata bapak itu.
“Mereka tidak suka saya menikah lagi, mungkin karena perempuan ini tidak seiman,” lanjutnya.
“Mereka selalu membalikkan kata-kata saya dulu waktu menasehati mereka: Pilih jodoh yang seiman,” ujarnya.
“Bapak memang perlu isteri atau sekedar teman,” tanya romo itu.
“Kalau memang perlu isteri, tentu meski anak menentang, bapak tetap akan mengusahakan dan mewujudkan keinginan bapak,” lanjutnya.
“Jika perlu teman, yang bisa menemani ngobrol, diskusi, bapak bisa ikut aktif di kegiatan Gereja, di sana banyak teman yang akan memberi warna hari-hari bapak,” kata romo itu lagi.
“Bapak bisa ikut merasul, sambil berusaha membawa berkat untuk orang lain,” lanjutnya.
“Saya sebenarnya ingin teman, supaya tidak selalu memikirkan almarhum isteriku. Saya sungguh sedih dan merasa kehilangan atas kepergiaannya,” jawab bapak itu setelah diam beberapa saat.
“Sejak kepergiaan isteriku, saya merasa hampa dan tidak semangat dalam segalanya,” lanjutnya
“Saya bisa mengerti sekarang, mengapa anak-anak bapak tidak menyetajui bapak menikah lagi, karena bapak sebenarnya ingin membunuh rasa sepi; bukan karena keinginan untuk mencintai,” sahut romo itu.
Dalam bacaan Injil kita dengar demikian,
Yesus berkata kepada mereka: “Mari, ikutlah Aku, dan kamu akan Kujadikan penjala manusia.
Lalu merekapun segera meninggalkan jalanya dan mengikuti Dia.”
Yesus memanggil kita supaya menjadi kawan sekerja-Nya.
Yesus kehendaki supaya kita ambil bagian dalam misi pewartaan kabar baik yaitu mencari dan mengumpulkan banyak jiwa untuk diselamatkan.
Siapapun kita dengan semua pemasalahan yang kita hadapi, kita dipanggil Tuhan untuk ikut dalam menghadirkan Kerajaan Allah.
Kita tidak perlu kuatir dan takut, jika muncul kesulitan, cercaan dan aneka penganiayaan.
Dalam semua tantangan kita tidak pernah berjalan sendiri. Kita hadapi bersama Yesus, Dia akan mwnguatkan kita untuk melewati semuanya itu.
Inilah keindahan kemuridan Yesus, berjuang dan berjalan bersama-Nya dalam segala situasi.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku siap menyambut panggilan Tuhan untuk menjadi murid-Nya?