Home KITAB SUCI & RENUNGAN HARIAN Dipanggil untuk Terlibat

Dipanggil untuk Terlibat

0
Semakin mengasihi, semakin terlibat, semakin menjadi berkat (KAJ)

Puncta 06.12.23
Matius 15: 29-37

PERIKOP ini selalu mengingatkan saya kembali ke Paroki Nanga Tayap. Setiap tahun kami mengadakan Katekese Persiapan Hidup Berkeluarga (dulu namanya Kursus Persiapan Perkawinan).

KPHB tidak hanya diikuti oleh calon pengantin, tetapi mereka yang sudah nikah adat. Bahkan anak-anak mereka juga ikut diajak.

KPHB berlangsung dari hari Jum’at sampai Minggu siang. Mereka semua menginap di Rumah Bina Umat. Peserta paling banyak pernah sampai 48 pasang, ditambah dengan anak-anak bisa mencapai ratusan orang.

Selain menyiapkan materi katekese, kami juga harus menyiapkan makan dan minum mereka selama tiga hari.

Untung kami punya tim KPHB yang kompak. Bagian dapur dan konsumsi dikelola oleh ibu-ibu paroki. Mereka membentuk kelompok masak.

Ada kelompok Bu Anang, kelompok Bu Dora, kelompok Mak Felik, kelompok Mamak Mia.

Bagian motong babi Pak Paulinus dan Pak Ronsen. Bagian penyedia air bersih, kayu api dan sarana-sarana Pak Jali dan Pak Redes.

Sementara Pak Janjat, Pak Bosran dan romo Paroki memberi materi kepada peserta. Masih banyak lagi orang yang terlibat. Selama tiga hari itu, paroki seperti punya gawai besar.

Di tangan Bu Anang, Bu Dora dan Mak Felik, makanan tidak pernah berkekurangan. Semua orang makan dengan kenyang, bahkan kami punya sisa makanan. Mereka bisa membawa pulang makanan ke rumah.

Asal ada Mak Felix, Bu Anang dan Bu Dora, dapur pastoran itu berubah seperti pasar yang ramai.

Dalam sharing dan refleksi kami sering mengucap syukur karena mengalami mukjizat penggandaan roti.

Pengalaman Yesus itu nyata dapat kami rasakan dalam pelayanan kepada umat. Mukjizat itu sungguh nyata terjadi.

Seperti Yesus, kami juga digerakkan oleh keprihatinan, banyak orang menikah secara adat, tetapi belum mempunyai akte perkawinan karena tidak diresmikan secara agama.

Awalnya seperti para murid, kami juga bingung bagaimana memberi makan begitu banyak orang?

Lalu mulai ada yang berinisiatif. Mereka membawa apa saja yang bisa dimasak dari rumah. Ada yang bawa beras, sayur-sayuran, ikan asin, pucuk ubi, apa pun yang bisa diolah.

Puji Tuhan semua bisa makan kenyang, juga anak-anak mereka tidak kelaparan. Bahkan ada sisa yang bisa dibawa pulang. Kami menyadari peristiwa itu adalah karena penyelenggaraan Tuhan.

Dalam Injil, Yesus mengajak murid-murid-Nya ikut ambil bagian untuk memikirkan orang banyak. Ada yang memberi roti. Ada yang menyumbang ikan.

Kalau semua diserahkan kepada Yesus, semuanya akan berkelimpahan. Mari kita belajar berbelas kasih dan terlibat membagi berkat.

Apa pun yang kita sumbangkan pasti akan disempurnakan oleh Tuhan menjadi berkelimpahan.

Bunga melati dan bunga selasih,
Tumbuh bersama di rerumputan.
Kalau kita mau berbagi kasih,
Kita tidak pernah akan kekurangan.

Cawas, mari kita ikut terlibat
Rm. A. Joko Purwanto Pr

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version