Minggu, 24 April 2022
- Kis. 5:12-16.
- Mzm. 118:2-4.22-24.25-27a.
- Why. 1:9-11a.12-13.17-19.
- Yoh.20:19-31
PESAN indah dari pergulatan batin setelah berjalan dalam kegamangan menghadapi situasi yang tidak menentu.
Betapa hebat jalan Tuhan untuk menegaskan bahwa Dia yang telah mati, hidup kembali hingga sampai saat ini.
Ketika jalan terlihat buntu dan gelap hingga muncul rasa ingin menyerah, dan tidak lagi merasa direngkuh sebagai hamba-Nya, saat itulah Tuhan hadir dan mengubah segalanya.
“Sejal awal saya ikut katekumen, murni karena keteratarikanku pada agama Katolik,” kata seorang baptisan baru.
“Maka ketika saya bertemu dengan beberapa orang yang baik hati dan mau membantuku mempersiapkan diri untuk baptis dengan mengikuti katekumen, saya jalani dengan antusias,” lanjutnya.
“Saya merasa menemukan kedamaian dan kecocokan dengan ajaran Katolik,” sambungnya.
“Menjadi pengikut Kristus itu tidak mudah, kita harus memikul banyak salib dan penderitaan, tantangan bahkan penghinaan,” kata suster pembimbing kakekumenku.
“Ikut Kristus dan menjadi katolik itu berat karena harus menyangkal diri (menolak dan mau menghilangkan kebiasaan yang tidak berkenan di hadapan Tuhan),” kata suster waktu itu.
“Saya awalnya tidak terlalu tahu, dan menganggap ini hanya bagian pelajaran yang harus saya ikuti,” ujarnya.
“Hingga beberapa kesulitan datang menghampiriku bertubi-tubi, mulai dari pertemuan untuk pelajaran yang sulit saya ikuti karena tempat saya bekerja yakni sebuah restoran asing, tidak mengizinkan karyawan libur pada week-end, padalah katekumen di gereja dilaksanakan pada waktu itu,” kisahnya.
“Ada juga tanggapan sinis dan kurang baik dari orang lain,” sambungnya.
“Bahkan ketika saya ambil waktu untuk rekoleksi, perusahaan menegur dan melarang untuk cuti,” katanya.
“Saat itu saya hampir menyerah dan mengatakan kepada suster, bahwa mungkin saya belum bisa ikut pembaptisan pada kesempatan kali ini,” ujarnya.
“Nanun suatu hari pada saat saya melayani cocstumer, rosario yang ada di saku bajuku jatuh, dan costumer itu kaget, dan menanyakan apakah saya orang Katolik,” kisahnya.
“Saya sedang belajar agama Katolik, mestinya Sabtu ini dibaptis, tapi tidak boleh off oleh pimpinan,” jawabku
“Saya suka dengan agama Katolik, dan jangan menyerah, bicaralah sama pimpinan dengan baik-baik, pasti akan diizinkan,” saran costumer itu.
“Jika dibutuhkan saya mau bantu bicara dengan pimpinanmu,” lanjutnya.
“Perjumpaaan itu sungguh mendorongku dan sangat meneguhkan langkahku untuk memperjuangkan imanku pada Tuhan Yesus,” tegasnya.
Dalam bacaan Injil hari ini kita dengar demikian,
“Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi.
Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: “Damai sejahtera bagi kamu.”
Dan sesudah berkata demikian, Ia menunjukkan tangan-Nya dan lambung-Nya kepada mereka. Murid-murid itu bersukacita ketika mereka melihat Tuhan.”
Kita patut bersyukur karena Kristus sangat memahami kegalauan yang ada di hati para murid sehingga Dia selalu hadir dengan pendekatan untuk memulihkan krisis kepercayaan para murid.
Menarik untuk menyimak apa yang Kristus lakukan untuk memulihkan dari keadaan krisis yang tengah kita alami.
Setiap pribadi ditemani dan dikuatkan sesuai masalah yang dihadapi hingga kita bisa menikamati damai sejahtera dari Tuhan.
Bagaimana dengan diriku?
Apakah aku bisa menguatkan sesamaku yang tengah mengalamai pergulatan iman?