- Bacaan 1: Yos. 5:9a,10-12
- Bacaan 2: 2Kor. 5:17-21
- Injil: Luk. 15:1-3,11-32
Ketika seorang anak memutuskan “minggat” dari rumah, betapa hancur hati orang tua yang mengalami situasi tersebut. “Minggat” berarti terpisahnya relasi baik secara fisik (tidak melihat lagi) maupun bathin diantara dua pihak (orang tua dan anak).
Bacaan-bacaan hari ini sangat dahsyat dan sangat dalam pesannya.
Anak bungsu meminta hak warisannya sebelum saatnya tiba. Sebab, warisan itu baru bisa didapat saat orang tua kita sudah meninggal. Lalu ia pergi ke negeri yang jauh dan hartanya ludes serta mengalami penderitaan yang amat dalam. Bahkan untuk meminta makanan binatang paling najis pun tak seorang pun mau memberinya.
Si Bungsu hidup sebagai budak yang sangat menderita.
Ia membayangkan betapa kontrasnya kehidupan di rumah bapanya. Bahkan para pekerjanya pun menikmati kemakmuran hidup. Dari situ, ia menyadari dan menyesali kesalahannya lalu ingin kembali ke rumah bapanya meski dengan konsekuensi tidak dianggap sebagai anak lagi (sudah mengambil hak warisannya).
Namun betapa bahagianya dia, karena sang bapa justru menyambutnya dengan penuh sukacita dan mau memulihkannya sebagai anak.
“Sebab anakku ini telah mati dan menjadi hidup kembali, ia telah hilang dan didapat kembali.”
Perumpamaan yang menggambarkan betapa sukacitanya Allah Bapa di surga, saat ada orang berdosa mau menyesali kesalahan, bertobat dan kembali kepada-Nya. Peristiwa itu akan dirayakan bak pesta yang meriah.
Kisah “pulangnya” Bangsa Israel ke “Tanah Terjanji” digambarkan dalam bacaan pertama. Sama seperti si bungsu tadi yang hidup sebagai budak sangat menderita di Mesir, kini mereka telah dipulihkan sebagai anak-Nya, sebagai umat-Nya yang bebas dan terberkati.
“Hari ini telah Kuhapuskan cela Mesir itu dari padamu.” Sabda-Nya.
Dalam peneguhannya kepada jemaat di Korintus, Rasul Paulus menyampaikan,
“Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya…”.
Pesan hari ini
Kita yang sudah dibaptis menjadi Katolik tidak lagi dikenang sebagai “budak dosa” namun dihidupkan lagi dari kematian (upah dosa adalah mati) sebab Allah telah memulihkan status kita sebagai anak-anak-Nya dan merayakannya dengan penuh sukacita.
“Penyembuhan dan pemulihan itu membutuhkan ‘nyali’.”