
SUARA bel terdengar pagi-pagi pukul 04.00 WIB. Itulah penanda para anggota Asrama PutEri St. Dominikus Wonosari harus segera bangun tidur dan memulai aktivitas di hari itu.
Udara terasa segar, ketika 31 penghuni asrama mulai menapak hari baru. Masing-masing menuju kamar mandi, setelah merapikan tempat tidurnya. Ada tiga orang menuju dapur asrama, dan satu lagi bergerak ke dapur susteran untuk membantu di sana.
Setiap pekan dalam rangkaian kerja pos, selalu ada kelompok yang bertugas di dapur. Asrama ini berada satu lokasi dengan Biara Suster-suster Dominikan (OP) Komunitas Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.
Penghuni asrama lainnya segera mandi dan bersiap-siap mengenakan seragam sekolah. Mereka harus menjalani doa pagi terlebih dahulu di kapel asrama pukul 04.45. Selesai doa pagi pukul 05.00, mereka berjalan kaki menuju Gereja Paroki St. Petrus Kanisius Wonosari untuk mengikuti misa harian.

Setelahnya, para puteri yang semuanya merupakan pelajar SMA Dominikus Wonosari segera berjalan kaki menuju sekolahan yang letaknya di kawasan belakang gereja. Begitulah rutinitas penghuni asrama puteri dalam memulai hari, kecuali saat libur sekolah
Nanti setelah agenda sekolah berakhir, mereka melanjutkan aktivitas sesuai dengan jadwal yang sudah tersusun di asrama. Piket sesuai dengan pembagian pos-nya, seperti masak, menyapu dan mengepel lantai, menyiram tanaman, memberi pakan ternak, dan membuang sampah.
Setelah itu mereka segera mandi untuk bersiap memasuki ruang belajar. Jam belajar tercatat dua sesi. Sesi pertama adalah pukul 17.30 sampai dengan 18.00 disambung dengan doa sore kemudian makan malam.
Doa completarium atau doa penutup hari berlangsung mulai pukul 19.15. Setelahnya dilanjutkan belajar sesi kedua hingga pukul 21.30. Aturan asrama mewajibkan para penghuninya tidur malam mulai pukul 22.00.
Membangun Kedisiplinan
Asrama Puteri St. Dominikus Wonosari terletak di Jl. Brigjen Katamso No.12, Wukirsari, Baleharjo, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Gunung Kidul, Daerah Istimewa Yogyakarta 55881. Menyatu dengan Biara Suster-suster OP Komunitas Wonosari.
Kepala Asrama Putri St. Dominikus Wonosari, Sr. M Sesilia OP, menekankan, aspek kedisiplinan dan keterlibatan dalam menggereja, menjadi satu di antara fokus pendidikan di tempat itu.
“Disiplin bisa dilihat dari ketepatan waktu. Juga bisa bergerak secara efisien, sat-set, sehingga kegiatan yang sudah terjadwal bisa terlaksana,” kata Sr Sesilia OP.

Asrama ini diperuntukan bagi pelajar SMP yang baru lulus untuk melanjutkan ke SMA Dominikus Wonosari yang berasal dari tempat yang jauh. Hal ini untuk mendidik kemandirian, belajar hidup bersama dengan kebudayaan baru, juga belajar untuk hidup jauh dari orangtua.
Dengan tiga puluhan kapasitas penghuni asrama, saat ini menampung para pelajar yang berasal dari pulau Jawa, Nusa Tenggara Timur, Sumatera, dan Kalimantan.
Sr. M Sesilia OP mengajak pelajar-pelajar SMP yang ingin menempa diri sebagai puteri-puetri asrama untuk bergabung menjadi bagian dari karya yang ditekuni oleh Komunitas Suster OP Wonosari. Selain menghubungi alamat yang sudah tertera, juga bisa langsung menghubungi nomor WA Sr. M Sesilia OP.
Nuansa misa pagi setiap hari
Partisipasi umat dalam mengikuti misa harian di pagi hari cukup banyak, kurang lebih 100 orang. Didominasi oleh pelajar, para lansia, dan juga aktivis Gereja. Tak hanya itu, terdapat pelayanan yang mumpuni dalam perayaan Ekaristi. Termasuk misdinar, lektor, serta prodiakon.
Paroki telah membagi jadwal petugas berbeda setiap harinya, dan anggota asrama selalu mendapat bagian pelayanan. Baik bagi pemimpin lagu pembukaan dan juga pemimpin doa Malaikat Tuhan.
Setiap hari Jumat dan Sabtu penghuni asrama mengambil tiga bagian pelayanan, yakni sebagai lektor, bagi anggota khusus yang telah dilantik. Juga pemimpin lagu pembukaan. Selain itu, memimpin Doa Angelus atau Doa Malaikat Tuhan.
Termasuk sebagai petugas koor atau paduan suara setiap misa harian yang jatuh pada Sabtu pertama dalam bulan, yakni Sabtu Imam. Pada hari tersebut, SMA sekolah libur.

Nilai-nilai kebersamaan
Kedisiplinan muncul dalam rutinitas yang dilakukan setiap hari. Dari bangun tidur yang cukup awal dan langsung berkegiatan sesuai jadwal. Meski harus berjalan kaki, para penghuni asrama selalu memaknai kebersamaan.
Daerah Kelurahan Baleharjo yang merupakan kawasan tempat asrama berada, menjadi sangat familiar bagi mereka.
Kawasan asrama menyatu dengan Biara Suster OP Komunitas Wonosari. Maka, rutinitas harian para penghuni asrama menyesuaikan dengan para suster. Rangkaian doa dilakukan bersamaan dengan para suster.
Sesekali, para suster memilih untuk berdoa secara terpisah manakala sedang melakukan rekoleksi atau pada hari tertentu. Saat ini, para suster di komunitas itu berjumlah tiga orang. Pimpinan Komunitas tersebut yang memiliki tugas pengutusan untuk mendidik anak-anak asrama.
Untuk melatih produktivitas, kegiatan di akhir pekan diisi dengan kerja bakti. Kegiatan ini dirancang kepada anak asrama agar mampu memaknai kehidupan masa remaja dan menjadi bekal saya dewasa nanti. Proses yang dilalui memang berat adanya, namun Inilah proses merajut masa yang akan datang.
Para petugas masak akan keluar kapel ketika doa hampir selesai untuk menyiapkan makanan di refter asrama. Refter adalan nama sebutan untuk ruang makan. Penghuni asrama makan terpisah dengan para suster. Hal ini untuk menjaga privasi dan kenyamanan.