Home BERITA Ditinggal Sang Idola

Ditinggal Sang Idola

1
Didi Kempot by BNN Humas dan Protokol

Puncta 14.08.23
PW. St. Maximilianus Maria Kolbe, imam martir
Matius 17:22-27

KITA semua masih ingat betapa sedihnya para penggemar Didi Kempot, ketika mereka mendengar penyanyi pujaannya meninggal mendadak karena sakit.

Begitu pula saat Ki Seno Nugroho berpulang secara mendadak, para pandemen Dalang Seno meratapinya dengan rasa kehilangan yang sangat besar.

Dua seniman ini sedang jaya-jayanya berada di puncak ketenaran. Pemujanya tidak hanya di dalam negeri, tetapi sampai di manca negara.

Tidak hanya kalangan tua-tua, tetapi banyak orang muda yang gandrung jadi pengikutnya. Tidak hanya kalangan orang desa, kaum urban, tetapi kelompok elite terpelajar kota-kota juga senang menikmati karya-karya mereka.

Maka betapa sedihnya kehilangan idola yang sedang berada di puncak. Banyak orang meratapi kepergian sang pujaan hati. Rasanya tak bisa menerima kenyataan bahwa secepat ini si Pujaan hati harus pergi.

Demikianlah yang dialami oleh para murid Yesus. Ketika Yesus meramalkan penderitaan-Nya, para murid merasa sedih sekali.

Yesus berkata, “Anak Manusia akan diserahkan ke dalam tangan manusia dan mereka akan membunuh Dia dan pada hari ketiga Ia akan dibangkitkan.”

Para murid tak mampu menahan rasa sedih. Bahkan Petrus menolak hal itu terjadi pada Gurunya. “Tuhan, kiranya Allah menjauhkan hal itu. Hal itu sekali-kali takkan menimpa Engkau,” katanya dengan keras.

Kita semua pasti tidak ingin gagal, jatuh atau tersandung sakit. Tapi kita lupa bahwa sakit, mati, gagal, jatuh itu bisa menimpa siapa pun juga.

Siapa yang mengira menteri yang berada di puncak kesuksesan tiba-tiba tersandung kasus dan harus masuk penjara? Pejabat yang kaya raya tiba-tiba dimiskinkan karena kenakalan anaknya?

Karena suatu tindakan kejahatan kita merasa pasti, pada akhirnya akan tersandung juga. Tetapi kalau perbuatan baik?

Para murid tidak habis pikir, bagaimana seorang yang selalu berbuat baik tetapi harus mati dibunuh?

Jawabannya pada sabda Yesus sendiri. Kalau butir gandum tidak ditanam ke dalam tanah dan mati, ia akan tetap tinggal sebutir. Tetapi kalau butir gandum itu mati, baru ia akan menghasilkan banyak gandum.

Maka buatlah kepergianmu tidak sia-sia, tetapi menghasilkan banyak berkat. Keharuman orang yang mati karena berjasa akan dikenang selamanya.

Itulah yang dilakukan oleh Santo Maximilianus Maria Kolbe. Ia rela mati untuk menyelamatkan seorang bapak keluarga yang akan dihukum mati oleh tentara Nazi di Kamp Auschwitz pada zaman Hitler berkuasa.

Pergi ke Gunung Sindoro jalannya naik,
Berhenti di Temanggung dijemput taksi.
Lebih mulia menderita karena berbuat baik,
Daripada hidup enak dari hasil berkorupsi.

Cawas, bahagia ikut berbelarasa

1 COMMENT

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version