Home BERITA Ditolak

Ditolak

0
Ilustrasi: Lidah setajam pisau. (Ist)

Renungan Harian
Sabtu, 19 Februari 2022
Bacaan I: Yak. 3: 1-10
Injil: Mrk. 9: 2-13

BEBERAPA tahun yang lalu di paroki ada pemilihan ketua sebuah organisasi kategorial. Beberapa pengurus lama menemui saya untuk membicarakan tentang pemilihan pengurus baru.

Ini adalah organisasi kategorial yang meminta agar mereka menjalankan proses pemilihan ketua sesuai dengan aturan organisasi. Mereka setuju dengan apa yang saya minta, namun mereka meminta pendapat tentang seorang ibu yang ikut mencalonkan diri sebagai ketua.

Pengurus lama menceritakan bahwa ada seorang ibu yang mencalonkan diri untuk menjadi ketua, namun pengurus lama keberatan kalau ibu ini nanti terpilih menjadi ketua.

Mendengar hal itu saya mengatakan bahwa hal pertama harus dilihat adalah apakah ibu itu memenuhi syarat sebagai calon ketua menurut aturan organisasi. Kalau ibu itu memenuhi syarat, maka tidak ada alasan menolak dia.

Pengurus lama boleh saja tidak suka dengan ibu itu, tetapi kalau dalam pemilihan anggota memilih ibu itu maka tidak alasan untuk tidak menerima dia sebagai ketua. Sekali lagi saya menegaskan bahwa hendaknya para pengurus berpegang pada aturan organisasi.
 
Berselang satu pekan kemudian setelah para calon ketua diumumkan, ada keresahan di antara anggota organisasi itu. Para anggota mempertanyakan keputusan pengurus lama sebagai panitia pemilihan, tentang ibu itu dicalonkan sebagai ketua.

Bahkan beberapa tokoh organisasi itu mengancam akan mengundurkan diri dari organisasi itu, kalau ibu itu tetap menjadi calon ketua. Karena ada keresahan seperti itu para pengurus lama kembali menemui saya untuk membicarakan persoalan itu. Maka saya mengajak para pengurus lama dan tokoh-tokoh organisasi itu untuk bicara.
 
Hal pertama yang saya tanyakan kepada mereka adalah ada masalah apa dengan ibu itu? Apakah menurut aturan yang berlaku dia tidak  berhak mencalonkan diri?

Para pengurus lama menegaskan bahwa menurut aturan organisasi ibu itu berhak untuk mencalonkan diri.

Salah seorang tokoh organisasi itu berkata: “Romo, memang benar ibu itu menurut aturan organisasi berhak secara sah menjadi calon ketua. Kami kenal baik dengan ibu itu, dia orang yang aktif, mau bekerja keras untuk kepentingan organisasi, namun satu hal yang membuat kami keberatan adalah ibu itu lidahnya tajam.
 
Romo, sudah tidak terhitung orang yang terluka oleh kata-katanya. Bahkan ada beberapa kader terbaik kami mengundurkan diri dari organisasi ini karena dia. Di samping banyak orang terluka, apa yang dikatakan sering kali melampaui batas kewenangannya sehingga banyak kali dia merugikan nama baik organisasi.

Kami sering kali mengatakan bahwa ibu itu orang baik, satu-satunya kekurangannya adalah tidak mampu mengerem lidahnya.”
 
Sebagaimana sabda Tuhan hari ini sejauh diwartakan dalam Surat Yakobus:

“Semua jenis binatang liar, burung-burung, binatang-binatang menjalar, dan binatang-binatang laut dapat dijinakkan dan telah dijinakkan oleh sifat manusia.

Tetapi tak seorang pun berkuasa menjinakkan lidah. Lidah itu sesuatu yang buas, yang tak terkuasai, dan penuh racun mematikan.”

NO COMMENTS

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here

Exit mobile version