Ketua Konferensi Waligereja Indonesia (KWI) Ignatius Kardinal Suharyo berharap agar nilai-nilai kebangsaan sungguh diresapi oleh peserta, pengurus dan siapa pun yang terlibat dalam LP3KN (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional) Virtual Choir Festival (LVCF).
Salah satu ciri khas Pesparani selalu diawali pada 28 Oktober, bertepatan dengan Hari Sumpah Pemuda. Menurut Kardinal, Tuhan telah menyelenggarakan bahwa pesparani pertama juga berlangsung pada 27 Oktober. “Moga-moga nilai kebangsaan ini sungguh diresapi, peserta, pengurus, dan siapa pun yang terlibat dalam festival,”ujar Kardinal.
Tidak seperti perhelatan sebelumnya, Pesta Paduan Suara Gerejani atau yang sering dikenal dengan Pesparani kali ini terpaksa diselenggarakan secara virtual. Semestinya kegiatan ini diadakan di Kupang, Nusa Tenggara Timur. Namun karena pandemi Covid-19, dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Agama, Pesparani ditunda hingga 2021 diganti dengan kegiatan yang disebut dengan “LP3KN (Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional) Virtual Choir Festival (LVCF)”
Kardinal Suharyo yakin bahwa penundaaan ini jadi berkat tersembunyi baik bagi LP3KN, Dirjen Bimas Katolik dan Provinsi NTT agar mempunyai waktu yang lebih panjang untuk menyiapkan Pesta Paduan Suara Gerejani sehingga pada waktunya dalam dilaksanakan pesparani yang kedua dengan lebih baik.
“Pandemi Covid-19 tidak menyurutkan semangat kita untuk menjalankan Pesparani. Kegiatan ini diadakan utamanya sebagai sarana untuk mengembangkan iman umat dalam kebersamaan dengan umat keusukupan-keuskupan seluruh Indonesia,”ujar Uskup Agung Semarang Mgr Rubyatmoko dalam sambutannya di Kanal Youtube LP3KN.
Uskup Denpasar Mgr Silvester San dan Uskup Agung Palembang Mgr Aloysius Sudarso SCJ menyebutkan, tema LVCF Satu Nusantara: Bersaudara dalam Keberagaman ini cocok dengan situasi Indonesia yang dihuni oleh masyarakat dengan beragam latar belakang budaya. Kalau dikelola dengan baik akan menjadi paduan yang harmoni dan LVCF ini menjadi salah satu sarana untuk mencapai harmoni itu.
LVCF ini disamping ingin memberikan hiburan dan semangat bagi umat Katolik khususnya dan masyarakat pada umumnya di masa pandemi karena virus korona, juga bertujuan agar seluruh umat Katolik mencintai dan merawat lagu-lagu daerah sebagai kekayaan bangsa dan lagu-lagu liturgi sebagai harta Gereja Katolik.
Mgr Rubyatmoko berharap agar perhelatan Pesta Paduan Suara Gerejani (Pesparani) ke-2 yang diselenggarakan dalam bentuk Virtual Choir Festival kali ini semakin memadukan seluruh umat Katolik meski berbeda satu sama lain. “Dengan cara demikian kita semua semakin bersaudara sebagai warga Gereja juga sebagai warga Bangsa Indonesia,”ujar Monsinyur Ruby.
Tak Hanya Tontonan
LVCF sampai hari ke-5, menurut Ketua Panitia Rm. Siswantoko yang juga Ketua I – LP3KN berjalan lancar. Disamping itu, menurut pastor yang kerap disapa Romo Koko, penampilan masing-masing perwakilan LP3KD banyak memberi kejutan karena keunikan, kerapian suara, keindahan penampilan, dan kreativitas yang membuat orang selalu menunggu untuk menonton.
Hal itu masih ditambah dengan dukungan dari para Bapa Uskup, para kepala daerah, tokoh bangsa, dan public figure lainnya yang membuat LVCF tiap hari selalu mempunyai daya tarik tersendiri.
“Tiap hari tidak hanya mendapatkan tontonan yang menghibur tetapi juga tuntunan untuk menghayati hidup bersaudara dalam keberagaman di negeri tercinta Indonesia ini,”ujar Romo Koko.
Sementara itu, Koordinator Program & Acara LVCF Alexander Louiciano menyebutkan, masing-masing daerah telah menyiapkan karya terbaik meskipun masa pandemi. Alexander melihat keragaman lagu daerah yang baru. “Mereka sangat antusias mengiktui acara ini, terlihat dari persiapan, hasil karya dan juga turut mempublikasikan tayangan-tayangan video dari peserta dan memberikan dukungan dengan memberikan likes kepada peserta favorit mereka,”ujar Alexander.
Setidaknya ada 27 provinsi yang ikut dalam festival ini. Sementara 7 provinsi lain tidak bisa ikut karena berbagai macam kendala.
Sejak 28 Oktober, kegiatan yang diselenggarakan dalam bentuk Virtual Choir Festival ini ditayangkan di Kanal Youtube Pesparani Katolik, Hidup TV, dan Komsos setiap Keuskupan.
“Kegiatan ini dapat menumbuhkan semangat baru untuk berkreasi terutama dalam hal cipta lagu khususnya lagu daerah. Yang pasti sejak pembukaan tanggal 28 Oktober hingga festival hari ke-2 umat sangat antusias menyaksikannya. Di Kanal Youtube Pesparani Katolik subscriber melonjak drastis. 2.000 subscriber per hari,”ujar Lisa A Riyanto salah satu panitia di bagian produksi dan acara.
Lisa yang juga anggota bidang Susdiklat LP3KN menyatakan kesannya atas antusiasme peserta terutama mereka yang berasal dari daerah-daerah kepulauan yang susah sinyal. “Mereka tetap berusaha mengirimkan karya agar bisa ikut bersuka cita dalam festival ini,”ujar Lisa.
Lembaga Pembinaan dan Pengembangan Pesparani Katolik Nasional (LP3KN) Virtual Choir Festival atau LVFC ini akan ditutup pada 10 November dan menampilkan hasil karya luar biasa para peserta dari seluruh Indonesia dalam mewujudkan rasa cinta pada Tanah Air dan Bangsa. Setiap provinsi akan menyajikan satu lagu daerah dan satu lagu liturgi.