Puncta 18.02.24
Minggu Prapaskah I
Markus 1: 12-15
KETIKA saya mau menjalani ujian kelulusan di Seminari, kakek nenek saya membantu dengan berpuasa. Bapak dan ibu juga mendukung dengan doa-doa tiada henti.
Padahal waktu itu kakek dan nenek saya belum katolik. Tetapi mereka ikut “prihatin” agar cucunya lulus dengan baik.
Waktu tahbisan diakon, nenek saya ikut hadir di Seminari Tinggi Kentungan. Ia merasa puas dan lega melihat saya menapaki ujung jalan menuju imamat.
Beliau menjabat tangan Bapak Kardinal Julius Darmaatmadja SJ dengan wajah berseri dan tak henti-hentinya mengucapkan terimakasih.
“Matur nuwun, putu kula sampun meh rampung sekolahipun. Kula namung saged ndedonga lan mengestoni supados gangsar samudayanipun, Romo Kanjeng. (Terimakasih cucu saya sudah hampir selesai studInya, saya hanya bisa berdoa dan merestuinya supaya semua lancar):, begitu yang diucapkan nenek saya.
Sayang sekali beliau tidak mengalami saya tahbisan imam, karena dua bulan sebelum tahbisan, nenek saya lebih dahulu menghadap Bapa di surga. Doa, puasa dan matiraga dibuat oleh nenek untuk mendukung saya mengawali karya pelayanan.
Yesus berpuasa di padang gurun selama empat puluh hari, sebelum memulai karya-karya-Nya di tengah masyarakat.
Sesudah lepas dari pencobaan Iblis dan dikuatkan dengan puasa, Yesus memulai karya-Nya, mewartakan Kerajaan Allah.
Doa dan puasa menjadi dorongan rohani untuk memperteguh pekerjaan kita setiap hari. Doa, puasa dan matiraga adalah olah rohani yang berguna untuk memulai langkah-langkah kita.
Sebelum melakukan pekerjaan besar dan penting, kita menguatkan diri dengan olah rohani, entah dengan berdoa, ziarah ke Gua Maria atau berpuasa.
Tuhan Allah juga berjanji akan mendampingi kehidupan kita. Dalam Bacaan pertama, Allah menyertai dan melindungi kita dengan memberikan pelangi sebagai tanda penyertaan kasih Tuhan yang tiada batasnya.
“Apabila kemudian Kudatangkan awan di atas bumi dan pelangi itu tampak di awan, maka Aku akan mengingat perjanjian-Ku yang telah Kuadakan dengan kamu, dan dengan segala makhluk yang hidup, segala yang bernyawa.Tidak akan ada lagi air bah yang menusnahkan segala yang hidup,” sabda Tuhan.
Sebagaimana Yesus memulai karya-Nya dengan berdoa dan berpuasa, dan Allah Bapa tetap menyertai-Nya, demikian pun kita diajak untuk memulai segala sesuatu dengan doa dan matiraga.
Pasti Allah akan memberi jalan yang baik bagi langkah-langkah kita. Allah akan tetap melindungi sebagaimana Dia memasang pelangi-Nya di atas awan bagi segala makhluk.
Menikmati indahnya pemandangan di Kuta.
Melihat mentari tenggelam di garis cakrawala.
Mari kita mengawali semuanya dengan doa.
Tuhan pasti akan selalu membantu jalan kita.
Cawas, awalilah semuanya dengan doa
Rm. A. Joko Purwanto Pr