DALAM bacaan Injil yang singkat (Matius 11:25-30), Yesus menyampaikan dua hal mendasar bagi kehidupan kita, yakni doa pujian dan undangan untuk mengalami hidup sejati.
Dalam doanya, Yesus memuji Tuhan yang mewahyukan Diri-Nya bagi orang kecil dan sederhana serta menyembunyikan-Nya bagi orang bijak dan pandai (Matius 11:25).
Orang bijak dan pandai itu adalah orang Farisi dan para ahli kitab. Mereka dengan sombong merasa memiliki pengetahuan tentang Tuhan.
Sedang orang kecil adalah mereka yang dengan rendah hati membiarkan Tuhan menyatakan Diri kepada mereka.
Orang hanya bisa mengetahui tentang Tuhan melalui Yesus. Kepada-Nya Tuhan telah memberikan segalanya dan tidak seorang pun mengenal Tuhan kecuali Yesus (Matius 11:27).
Karena itu, barangsiapa ingin mengenal Tuhan secara benar mesti datang kepada Yesus.
Selanjutnya, Dia mengundang semua orang yang hidupnya dibebani oleh semua aturan keagamaan yang rumit (Matius 11:28) untuk datang kepada-Nya.
Yesus mengajak orang untuk memikul kuk yang dipasang-Nya dan belajar dari Dia yang lemah lembut dan rendah hati (Matius 11:29).
Orang yang lemah lembut dan rendah hati tidak membawa beban berat seperti orang yang sombong dan merasa diri tahu.
Kesombongan menutup pintu kasih Tuhan, sedang kerendahan hati membukanya. Kita menemukan sikap rendah hati sejati dalam diri Yesus yang walaupun dalam rupa Allah rela mengosongkan Diri untuk menjadi manusia (Filipi 2:7-8).
Dia lemah lembut, karena membalas kejahatan dengan kebaikan. Dia mengampuni mereka yang menyiksa dan membunuh-Nya (Lukas 23:34).
Akhirnya, berbeda dari orang Farisi dan ahli kitab yang membebani orang dengan banyak aturan, Yesus mengajak orang untuk percaya kepada-Nya (Matius 11:30) dan bersikap rendah hati di hadapan Tuhan.
Niscaya, orang membawa beban yang ringan.
Marilah dengan hati memuji Tuhan seperti Yesus dan menjawab undangan-Nya yang mengajak kita untuk menjadi lemah lembut dan rendah hati.
Bukankah mereka yang lemah lembut akan memiliki bumi (Matius 5:5)?
Minggu, 9 Juli, 2023